Senin, 10 Oktober 2011

PERENCANAAN KURIKULUM

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah

“Pengembangan Kurikulum PBA”


















Disusun oleh :

SUMARNI

NIM : 210508029



Dosen Pengampu

M. NASRULLAH .M. A

JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PONOROGO

2011




0







BAB I
PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini, pentingnya peran dan fungsi kurikulum memang sudah sangat disadari dalam sistem pendidikan nasional. Ini dikarenakan kurikulum merupakan alat yang krusial dalam
merealisasikan program pendidikan, baik formal maupun non formal, sehingga gambaran
sistem pendidikan dapat terlihat jelas dalam kurikulum tersebut. Dengan kata lain, sistem
kurikulum pada hakikatnya adalah sistem pendidikan itu sendiri. Dan sejalan dengan tuntutan zaman, perkembangan masyarakat, serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dunia
pendidikan sudah menginjakkan kakinya kedalam dunia invoasi. Inovasi dapat berjalan dan
mencapai sasarannya, jika program pendidikan tersebut drencanakan dan dilaksanakan sesuai dengan kondisi dan tuntutan zaman.
Sebagai implikasinya, kesadaran tentang peran guru meningkat. Sebagai tenaga
profesional, guru merupakan pinntu gerbang inovasi, sekaligus gerbang menuju ke
pembangunan yang terinteregasi. Betapa tidak, karena pembangunan dapat terlaksana jika
dimulai dari membangun manusia terlebih dahulu. Tanpa manusia yang cakap,
berpengetahuan, terampil, cerdas, kreatif, dan bertanggung jawab, pembangunan yang
terintegrasi dapat terselenggara dan berhasil dengan baik. Oleh karena itu, setiap guru dan
tenaga kependidikan lainnya perlu dan harus memahami kurikulum sekolah tempat mereka
bertugas dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan ketentuan yang telah digariskan dalam
kurikulum.1
Kurikulum merupakan mata pelajaran yang harus dikuasai oleh anak didik atau peserta didik, dan proses perencanaan ini kurikulum mempunyai beberapa ketentuan yaitu :
1. Perencanaan kurikulum biasanya menggunakan judgment ahli bidang studi.
Dengan mempertimbangkan faktor - faktor sosial dan pendidikan, ahli tersebut menentukan mata pelajaran apa yang harus diajarkan pada siswa.
2. Dalam menentukan dan menyeleksi kurikulum perlu dipertimbangkan beberapa
hal seperti tingkat kesulitan, minat siswa, urutan bahan pelajaran, dan lain
sebagainya.







1 Prof. Dr. H. Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,2008),1

1





3. Perencanaan dan implementasi kurikulum ditekankan kepada penggunaan metode
dan strategi pembelajaran yang memungkinkan anak didik dapat menguasai
materi pelajaran, semacam menggunakan pendekatan ekspositori.2
Dan adapun Manajemen pelaksanaan kurikulum di Sekolah merupakan bagian dari
program peningkatan mutu pendidikan melalui penerapan pola pengelolaan pelaksanaan
kurikulum secara nasional. Menurut Caldwell & Spinks (Muh Alip, 2004) manajemen
pelaksanaan kurikulum di sekolah mengatur kegiatan operasional dan hubungan kerja
personil sekolah dalam upaya melayani siswa mencapai kompetensi yang sudah ditettapkan. Kegiatan sekolah terkait dengan kurikulum yang meliputi perencanaan kegiatan belajar
mengajar berdasarkan kurikulum yang berlaku secara nasional dan lokal, penyampaian
kurikulum, proses belajar mengajar, dan evaluasi.
Perencanan kurikulum, secara nasional menjadi tugas Depdiknas dan secara lokal
menjadi tugas Dinas Pendidikan Kabupaten. Sedangkan tugas sekolah dalam perencanaan kurikulum adalah:
1. Memahami standar kompetensi dan silabus yang berlaku secara nasional dan
lokal yang sudah dikembangkan oleh Depdiknas dan Dinas Pendidikan
Kabupaten.
2. Mengembangkan silabi sesuai dengan kondisi siswa dan kebutuhan masyarakat
sekitar sekolah.
3. Mengembangkan materi ajar.
4. Merumuskan indikator pencapaian kompetensi.
5. Mengembangkan instrumen penilaian. 3




B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa saja prinsip-prinsip dan karakteristik perencanaan kurikulum?
2.Bagaimana tujuan dan fungsi perencanaan kurikulum?
3..Bagaimana langkah-langkah perencanaan kurikulum?






2 Dr. Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran : Teori dan Praktik Pengembangan
KurikulumTingkat Satuan Pendidikan (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2009),3 3 Muhammad Joko Susilo, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Yogjakarta : Pustaka Pelajar,2007),155.

2






BAB II
PEMBAHASAN


A. Prinsip-prinsip dan Karakteristik Perencanaan Kurikulum
Sebelum kita membahas Prisip-prinsip dan karakteristik perencanaan kurikulum kita harus mengetahui apa yang dimaksud perencanaan kurikulum itu sendiri. Adapun pengertian perencanaan kurikulum adalah sebagai berikut :
Perencanaan secara umum menurut Sudjana (2000), adalah proses yang sistematis sesuai dengan prinsip dalam pengambilan keputusan, penggunaan pengetahuan dan teknik secara ilmiah serta kegiatan yang terorganisasi tentang tindakan yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang.

Waterson dalam Sudjana (2000) menuliskan bahwa perencanaan pada hakekatnya
adalah usaha sadar, terorganisasi, dan terus menerus yang dilakukan untuk memilih alternatif yang terbaik dari sejumlah alternatif tindakan yang ada untuk mencapai
tujuan tertentu


Kurikulum adalah semua pengalaman yang telah direncanakan untuk mempersiapkan peserta didik mencapai tujuan pendidikan baik yang diperoleh dari dalam maupun luar
lembaga yang telah direncanakan secara sistematis dan terpadu.4
Sedangkan pengertian perencanaan kurikulum adalah : proses komprehensif, ketika
tujuan (ends) dan alat (means) belajar diidentifikasikan sebagai melalui definisi
berikut:
“Curriculum planning is a process in which participants at many levels make
decicions about what the purposes of learning ought to be, how those purposes might be carried out throght teaching-learning, and whether the purposes and means are both appropriate and effective”.
Dengan kata lain, perencanaan kurikulum adalah suatu proses ketika peserta dalam banyak tingkatan membuat keputusan tentang tujuan belajar, cara mencapai tujuan tujuan tersebut melalui situasi mengajar-belajar, serta penelaahan keefektifan dan kebermaknaan metode tersebut. Tanpa perencan-aan kurikulum, sistematika berbagai pengalam belajar tidak akan saling berhubungan dan tidak mengarah pada tujuan yang diharapkan.5


4 http://www.media-guru.co.cc/2010/06/manajemen-perencanaan-kurikulum.html


5 Prof. Dr. H. Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,2008),171


3






Prinsip-prinsip Perencanaan Kurikulum
Ada delapan prinsip yang harus diperhatikan dalam kegiatan manajemen perencanaan kurikulum, yaitu:

1. Perencanaan yang dibuat harus memberikan kemudahan dan mampu memicu
pemilihan dan pengembangan pengalaman belajar yang potensial sesuai dengan hasil (tujuan) yang diharapkan sekolah.
2. Perencanaan hendaknya dikembangkan oleh guru sebagai pihak yang langsung
bekerja sama dengan siswa.
3. Perencanaan harus memungkinkan para guru menggunakan prinsip-prinsip belajar
dalam memilih dan memajukan kegiatan-kegiatan belajar di sekolah.
4. Perencanaan harus memungkinkan para guru menyesuaikan pengalaman-pengalaman
dengan kebutuhan-kebutuhan pengembangan, kesanggupan, dan taraf kematangan
siswa (level of pupils).
5. Perencanaan harus menggiatkan para guru untuk mempertimbangkan pengalaman
belajar sehingga anak-anak dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan di dalam dan di luar
sekolah.
6. Perencanaan harus merupakan penyelenggaraan suatu pengalaman belajar yang
kontinu sehingga kegiatan-kegiatan belajar siswa dari sejak awal sungguh mampu
memberikan pengalaman.
7. Kurikulum harus direncanakan sedemikian rupa sehingga mampu membantu
pembentukan karakter, kepribadian, dan perlengkapan pengetahuan dasar siswa yang
bernilai demokratis dan yang sesuai dengan karakter kebudayaan bangsa Indonesia.
8. Perencanaan harus realistis, feasible (dapat dikerjakan), dan acceptable (dapat
diterima dengan baik).6


Adapun di referensi lain di sebutkan prinsip-prinsip Perencanaan kurikulum yakni semua jenis perencanaan kurikulum terjadi pada semua tingkat pendidikan dan disesuaikan dengan tingkatan kelas. Secara umum, sebuah perencanaan kurikulum yang realistis disusun
berdasarkan prinsip-prinsip berikut:
• Prinsip 1
Perencanaan kurikulum berkenaan dengan pengalaman-pengalaman siswa. • Prinsip 2
Perencanaan kurikulum dibuat berdasarkan berbagai keputusan tentang konten dan proses.
• Prinsip 3
Perencanaan kurikulum mengandung keputusan-keputusan tentang berbagai isu dan topik.
• Prinsip 4
Perencanaan kurikulum melibatkan banyak kelompok. • Prinsip 5

6 http://www.media-guru.co.cc/2010/06/manajemen-perencanaan-kurikulum.html



4





Perencanaan kurikulum dilaksanakan pada berbagai tingkatan. • Prinsip 6
Perencanaan kurikulum adalah sebuah proses yang berkelanjutan.
Sedangkan Karakteristik Perencanaan Kurikulum adalah : Dalam perencanaan kurikulum, terdapat beberapa aspek yang harus diperhatikan. Aspek-aspek yang menjadi karakteristik perencanaan kurikulum tersebut adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan kurikulum harus berdasarkan konsep yang jelas tentang berbagai
hal yangt menjadikan kehidupan menjadi lebih baik, karasteristik manusia
sekarang dan masa depan, serta kebutuhan dasar manusia.
2. Perencanaan kurikulum harus dibuat dalam kerangka kerja yang
komprehensif, yang me mpertimbangkan dan mengordinasi unsur esensial belajar-mengajar efektif.
3. Perencanaan kurikulum harus bersifat reaktif dan antisipatif . Pendidikan
harus responsif terhadap kebutuhan individual siswa, untuk membantu siswa tersebut menuju kehidupan yang kondusif.
4. Tujuan-tujuan pendidikan harus meliputi rentang yang luas akan kebutuhan
dan minat yang berkenaan dengan individu dan masyarakat.
5.Rumusan berbagai tujuan pendekatan harus diperjelas dengan ilustrasi konkrit, agar dapat digunakan dalam rencana pengembangan rencana kurikulm yang
spesifik.
6. Masyarakat luas mempunyai hak dan tanggung jawab untuk mengetahui
berbagai hal yang ditujukan bagi anak-anak mereka melalui perumusan tujuan pendidikan.
7. Dengan keahlian profesional mereka, pendidik berhak dan bertanggung jawab mengidentifikasikan program sekolah yang akan membimbing siswa kearah pencapaian tujuan pendidikan.
8. Perencanaan dan pengembangan kurikulum paling efektif jika dikerjakan
secara bersama-sama.
9. Perencanaan kurikulum harus memuat artikulasi program sekolah dan siswa
pada setiap jenjang dan tingkatan sekolah
10. Program sekolah harus dirancang untuk mengoodinasikan semua unsur dalam
kurikulum kerangka kerja pendidikan.
11. Masing-masing sekolah mengembangkan dan memperhalus suatu struktur
organisasi yang memfasilitasi studi masalah-masalah kurikulum dan
mensponsori kegiatan perbaikan kurikulum.
12. Perlunya penelitian tindakan dan evaluasi, untuk menyediakan revitalisasi
rencana dan program kurikulum.
13. Partisipasi kooperatif harus dilaksanakan dalam kegiatan-kegiatan
perencanaan kurikulum,terutama keterlibatan masyarakat dan para siswa dalam perencanaan situasi belajar-mengajar yang spesifik.

5






14. Dalam perencanaan kurikulum, harus diadakan evaluasi secara kontinu
terhadap semua aspek pembuatan keputusan kurikulum, yang juga meliputi analisis terhadap proses dan konten kegiatan kurikulum.
15. Berbagai jenjang sekolah, dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi,
hendaknya merespon dan mengakomodasi perubahan, pertumbuhan, dan
perkembangan siswa.7

B. Tujuan dan Fungsi Perencanaan Kurikulum Tujuan Perencanaan Kurikulum

Tujuan kurikulum merupakan sasaran yang hendak dicapai oleh suatu kurikulum.
Dalam skala makro rumusan tujuan kurikulum erat kaitannya dengan filsafat atau sistem nilai yang dianut masyarakat. Rumusan tujuan menggambarkan suatu masyarakat yang dicitacitakan. Dalam skala mikro, tujuan kurikulum berhubungan dengan visi dan misi sekolah serta tujuan-tujuan yang lebih sempit, seperti tujuan setiap mata pelajaran dan tujuan proses pembelajaran. Tujuan pendidikan diklasifikasikan mejadi empat yaitu:
1. Tujuan Pendidikan Nasional (TPN).
2. Tujuan Institusional (TI).
3. Tujuan Kurikuler (TK).
4. Tujuan Instruksional atau Tujuan Pembelajaran (TP).
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam merumuskan tujuan kurikulum antara lain:
1. tujuan pendidikan nasional, karena tujuan ini menjadi landasan bagi setiap lembaga pendidikan.
2. kesesuaian antara tujuan kurikulum dan tujuan lembaga pendidikan yang bersangkutan.
3. kesesuaian tujuan kurikulum dengan kebutuhan masyarakat atau lapangan kerja.
4. kesesuaian tujuan dengan perkembangan ilmu pengetahun dan teknologi saat ini.
5. kesesuaian tujuan kurikulum dengan sistem nilai dan aspirasi yang berlaku di masyarakat.8 Fungsi Perencanaan Kurikulum
Pimpinan perlu menyusun perencanaan kurikulum secara cermat, teliti, menyeluruh dan rinci, karena memiliki multi fungsi sebagai berikut :



7 Prof. Dr. H. Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,2008),172-174

8 http://niamw.wordpress.com/2010/04/16/prosedur-perencanaan-kurikulum/



6





a. Perencanaan kurikulum berfungsi sebagai pedoman atau alat manajemen, yang
berisi petunjuk tentang jenis dan sumber peserta yang diperlukan, sumber
biaya, tenaga, sarana yang diperlukan, sistem kontrol dan evaluasi, peran
unsur-unsur ketenagaan untuk mencapai tujuan manejemen organisasi.
b. Perencanaan kurikulum berfungsi sebagai penggerak roda organisasi dan tata
laksana untuk menciptakan perubahan dalam masyarakat sesuai dengan tujuan
organisasi. Perencanaan kurikulum yang matang besar sumbangannya
terhadap pembuatan keputusan oleh pimpinan, dan oleh karenanya perlu
memuat informasi kebijakan yang relevan, disamping seni kepemempinan dan
pengetahuan yang telah dimilikinya.
c. Perencanaan kurikulum berfungsi sebagai motivasi untuk melaksanakan
sistem pendidikan sehingga mencapai hasil optimal.
Dan didalam perencanaan kurikulum ini disusun berdasarkan asas-asas:
Objektivitas, Keterpaduan, Manfaat, Efisiensi dan efektivitas, Kesesuaian,
Kesimbangan, Kemudahan, Berkesinambungan, Pembakuan, dan Mutu. 9
C. Langkah-Langkah Perencanaan Kurikulum
Banyak langkah-langkah perencanan kurikulum dilakukan oleh beberapa ahli, diantaranya :
A. Proses Perencanan
(Fondation of Education Planning, Unesco, 76)
a. Tahap perencanaan
1. Diagnosis sistem
2. Formulusi tujuan
3. Perkiraan sumber
4. Perkiraan target
5. Constraints
b. Formulasi Rencana
c. Elaborasi Rencana
d. Evaluasi/Revisi
Model Ralph Tyler (1950)
1. Menentukan tujuan
2. Memilih pengalaman-pengalaman pendidikan
3. Mengorganisir
4. Cara mengevaluasi
Model. D. K. Wheller (1967)
1. Menentukan tujuan

9 Prof. Dr. H. Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,2006),152.


7






2. Memilih pengalaman pendidikan (belajar)
3. Menentukan materi pelajaran
4. Organisasi dan intergrasi
5. Evaluasi terhadap efektifitas
Menurut Kaufiman ada 5 langkah sebagai berikut :
BAGANNNNN
Dalam perencanaan di perguruan tinggi pelu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Kebijakan Dasar :
a. UUD 45
b. GBHN
c. Ketentuan Pemerintah
d. Keputusan Presiden, Keputusan Menteri
2. Tujuan Perencanaan
a. Menyempurnakan Tri Darma Perguruan Tinggi
b. Mengembangkan kerjasama dengan lembaga-lembaga
lain
c. Mengusahakan hilangnya gaps antara dunia teori
dengan dunia praktis
3. Faktor-Faktor Perencanaan
a. Mahasiswa
b. Staf Pengajar
c. Bukan Pengajar
d. Sarana Tenaga /Prasarana (termasuk perpustakaan, lab
dan sebagainya)
e. Organisasi dan administrasi
f. Dana
g. Kurikulumnya sendiri
4. Strategi Perencanaan
a. Orientasi nasional/regional/lokal
b. Pengembangan bertahap
c. Perkiraan pertimbangan masyarakat yang akan datang
d. Lingkup perencanaan jangka panjang (_+ 10 tahun)
jangka waktu (+_ 5 tahun), jangka (pendek tahunan)

B. Pembinaan Kurikulum
Setelah perencanaan kurikulum selesai maka langkah berikutnya ialah
pembinaan. Pembinaan yaitu menjaga agar semua kompenen kurikulum dapat berjalan dengan sebaik-baiknya. Maka pembinaan terutama ditujukan kepada para pelaku kurikulum yaitu :
1. Guru


8





Para guru perlu diberi pembinaan peningkatan akademik, misalnya :
a. Mengikuti penataran
b. Sekolah lebih lanjut
c. Kursus-kursus bidang tertentu
d. Diskusi rutin guru bidang studi sejenis
e. Seminar
f. Dan sebagainya
2. Tenaga Administrasi
a. Ditata mengenai kurikulum yang berlaku
b. Kursus-kursus administrasi
c. Rajin, tertib disiplin kerja
d. Tanggung jawab
e. Adanya supervisi yang ajeg
f. Taat pada Sapta Prasetya KORPRI
Adanya staf ahli (biasanya di Dinas Depdiknas atau di
perguruan tinggi) yang memonitor pelaksanaan
komponen-komponen kurikulum, Baik pada komponen
pokok maupun penunjang dan berusaha memberi
bimbingan ke arah penyempurnaannya. Untuk
perguruan tinggi data untuk perbaikan selanjutnya
dapat diperoleh dari : mahasiswa, dosen, pejabat
fungsional yang relevan, para lulusan dari masyarakat
pemakai. Usaha seterusnya dapat diadakan seminar
pelaksanaan kurikulum.


C. Langkah-Langkah Penyusunan Kurikulum di Perguruan Tinggi
( 1980 - 2003)
1. Menyusun tujuan lembaga (program studi) termasukvisi dan misinya
2. Menentukan jumlah SKS (S1 antara 144 SKS -160 SKS)
3. Menentukan struktur program dan porsi SKSnya
MKU = +_10% x jumlah SKS
MKDK = +_20%
MKK = +_60%
PPL = +_10%
4. Menentukan jumlah SKS/semester (antara 18 SKS- 24 SKS)
5. Menentukan jumlah mata kuliah dan bobot SKS/semester
6. Menentukan mata kuliah wajib tempuh
7. Menentukan mata kuliah wajib lulus
8. Menyusun rooster
9. Menyusun silabus, diantaranya memuat:
a. Tujuan pembelajaran

9





b. Menentukan berbagai sumber bahan untuk memilih berbagai
pokok bahasan/sub pokok bahasan
c. Memilih sistem penyampaian
d. Menyediakan media yang relevan
e. Mendisain evaluasi hasil belajar
10. Menyusun handoud. 10
















































10 Prof. Drs. H. Dakir, Perencanaan Dan Pengembangan Kurikulum (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2004),117-
121

10





BAB III
PENUTUP


A. Kesimpulan
Dari pembahasan - pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1.Prinsip-prinsip dan karakteristik perencanaan kurikulum meliputi : Prinsip - prinsip Perencanaan Kurikulum

- Perencanaan yang dibuat harus memberikan kemudahan dan mampu memicu pemilihan dan pengembangan pengalaman belajar yang potensial sesuai dengan hasil (tujuan) yang
diharapkan sekolah.

- Perencanaan hendaknya dikembangkan oleh guru sebagai pihak yang langsung bekerja sama dengan siswa.
- Perencanaan harus memungkinkan para guru menggunakan prinsip-prinsip belajar dalam memilih dan memajukan kegiatan-kegiatan belajar di sekolah.

- Perencanaan harus memungkinkan para guru menyesuaikan pengalaman-pengalaman dengan kebutuhan-kebutuhan pengembangan, kesanggupan, dan taraf kematangan siswa (level of pupils).

- Perencanaan harus menggiatkan para guru untuk mempertimbangkan pengalaman belajar sehingga anak-anak dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan di dalam dan di luar sekolah.

- Perencanaan harus merupakan penyelenggaraan suatu pengalaman belajar yang kontinu sehingga kegiatan-kegiatan belajar siswa dari sejak awal sungguh mampu memberikan
pengalaman.

- Kurikulum harus direncanakan sedemikian rupa sehingga mampu membantu pembentukan karakter, kepribadian, dan perlengkapan pengetahuan dasar siswa yang bernilai demokratis dan yang sesuai dengan karakter kebudayaan bangsa Indonesia.

- Perencanaan harus realistis, feasible (dapat dikerjakan), dan acceptable (dapat diterima dengan baik
Karakteristik Perencanaan Kurikulum
-Perencanaan kurikulum harus berdasarkan konsep yang jelas tentang berbagai hal yang
menjadikan kehidupan menjadi lebih baik, karasteristik manusia sekarang dan masa depan, serta kebutuhan dasar manusia.



11





-Perencanaan kurikulum harus dibuat dalam kerangka kerja yang komprehensif, yang mempertimbangkan dan mengordinasi unsur esensial belajar-mengajar efektif.
-Perencanaan kurikulum harus bersifat reaktif dan antisipatif.
-Tujuan-tujuan pendidikan harus meliputi rentang yang luas akan kebutuhan dan minat yang berkenaan dengan individu dan masyarakat.
-Rumusan berbagai tujuan pendekatan harus diperjelas dengan ilustrasi konkrit, agar dapat digunakan dalam rencana pengembangan rencana kurikulm yang spesifik.
-Masyarakat luas mempunyai hak dan tanggung jawab untuk mengetahui berbagai hal yang ditujukan bagi anak-anak mereka melalui perumusan tujuan pendidikan.
-Dengan keahlian profesional mereka, pendidik berhak dan bertanggung jawab
mengidentifikasikan program sekolah yang akan membimbing siswa kearah pencapaian tujuan pendidikan.
-Perencanaan dan pengembangan kurikulum paling efektif jika dikerjakan secara bersamasama.
-Perencanaan kurikulum harus memuat artikulasi program sekolah dan siswa pada setiap jenjang dan tingkatan sekolah
-Program sekolah harus dirancang untuk mengoodinasikan semua unsur dalam kurikulum kerangka kerja pendidikan.
-Masing-masing sekolah mengembangkan dan memperhalus suatu struktur organisasi yang memfasilitasi studi masalah-masalah kurikulum dan mensponsori kegiatan perbaikan
kurikulum.
-Perlunya penelitian tindakan dan evaluasi, untuk menyediakan revitalisasi rencana dan program kurikulum.

-Partisipasi kooperatif harus dilaksanakan dalam kegiatan-kegiatan perencanaan
kurikulum,terutama keterlibatan masyarakat dan para siswa dalam perencanaan situasi belajar-mengajar yang spesifik.
-Dalam perencanaan kurikulum, harus diadakan evaluasi secara kontinu terhadap semua aspek pembuatan keputusan kurikulum, yang juga meliputi analisis terhadap proses dan konten kegiatan kurikulum.
-Berbagai jenjang sekolah, dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi, hendaknya
merespon dan mengakomodasi perubahan, pertumbuhan, dan perkembangan siswa.






12




2.Tujuan dan fungsi perencanaan kurikulum Tujuan Perencanaan Kurikulum
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam merumuskan tujuan perencanaan kurikulum antara lain:
1. tujuan pendidikan nasional, karena tujuan ini menjadi landasan bagi setiap lembaga pendidikan.
2. kesesuaian antara tujuan kurikulum dan tujuan lembaga pendidikan yang bersangkutan.
3. kesesuaian tujuan kurikulum dengan kebutuhan masyarakat atau lapangan kerja.
4. kesesuaian tujuan dengan perkembangan ilmu pengetahun dan teknologi saat ini.
5. kesesuaian tujuan kurikulum dengan sistem nilai dan aspirasi yang berlaku di masyarakat.


Fungsi Perencanaan Kurikulum
Pimpinan perlu menyusun perencanaan kurikulum secara cermat, teliti, menyeluruh dan rinci, karena memiliki multi fungsi sebagai berikut :
-sebagai pedoman atau alat manajemen, yang berisi petunjuk tentang jenis dan sumber
peserta yang diperlukan, sumber biaya, tenaga, sarana yang diperlukan, sistem kontrol dan
evaluasi, peran unsur-unsur ketenagaan untuk mencapai tujuan manejemen organisasi.
- sebagai penggerak roda organisasi dan tata laksana untuk menciptakan perubahan dalam masyarakat sesuai dengan tujuan organisasi.
- sebagai motivasi untuk melaksanakan sistem pendidikan sehingga mencapai hasil optimal.
3.Langkah-Langkah Perencanaan Kurikulum
Banyak langkah-langkah perencanan kurikulum dilakukan oleh beberapa ahli, diantaranya : Dalam proses Perencanannya meliputi :
(Fondation of Education Planning, Unesco, 76)
a. Tahap perencanaan
1. Diagnosis sistem
2. Formulusi tujuan
3. Perkiraan sumber
4. Perkiraan target
5. Constraints
b. Formulasi Rencana
c. Elaborasi Rencana

13






d. Evaluasi/Revisi
Model Ralph Tyler (1950)
1.Menentukan tujuan
2.Memilih pengalaman-pengalaman pendidikan
3.Mengorganisir
4.Cara mengevaluasi
Model. D. K. Wheller (1967)
1. Menentukan tujuan
2. Memilih pengalaman pendidikan (belajar)
3. Menentukan materi pelajaran
4. Organisasi dan intergrasi
5. Evaluasi terhadap efektifitas



\




























14







DAFTAR PUSTAKA


Dakir, Perencanaan Dan Pengembangan Kurikulum . Jakarta : PT Rineka Cipta, 2004
Hamalik, Oemar. Manajemen Pengembangan Kurikulum .Bandung : PT Remaja Rosdakarya,2006

Hamalik,Oemar. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum . Bandung : PT Remaja Rosdakarya,2008

http://niamw.wordpress.com/2010/04/16/prosedur-perencanaan-kurikulum/
http://www.media-guru.co.cc/2010/06/manajemen-perencanaan-kurikulum.html
Susilo,Muhammad Joko. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.Yogjakarta : Pustaka Pelajar,2007
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran : Teori dan Praktik Pengembangan
KurikulumTingkat Satuan Pendidikan (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2009






























15

1 komentar: