Senin, 10 Oktober 2011

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
BERBASIS KARAKTER

Mata Pelajaran : Bahasa Arab
Kelas / Semester : XI / I
Alokasi Waktu : 1 x 35 menit
STANDAR KOMPETENSI :
2. Memahami wacana tulis berbentuk paparan atau dialog sederhana
tentang kehidupan sekolah.

KOMPETENSI DASAR :
2.1 mendengarkan, menirukan, membaca, memahami dan menulis
dalam insya’ dengan menggunakan kosa kata baru dan berdialog
tentang ﻢﻠﻌﻟا dengan struktur kalimat yang mengandung bentuk
kata warna-warni (ناﻮﻟﻷا).
INDIKATOR :
2.1.1 Siswa dapat mengetahui 4 arti kosa kata/mufrodat baru dalam
bacaan dan hiwar tentang ﻢﻠﻌﻟا (NPK: kerja keras, tanggung
jawab, rasa ingin tahu).
2.1.2 Siswa dapat melafalkan 4 arti kosa kata/mufrodat baru dalam
bacaan dan hiwar tentang ﻢﻠﻌﻟا (NPK: kerja keras, tanggung jawab,
rasa ingin tahu).
2.1.3 Siswa dapat membaca bacaan tentang ﻢﻠﻌﻟا dengan baik dan benar
(NPK: kerja keras, tanggung jawab, rasa ingin tahu, gemar
membaca.

I. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti pembelajaran ini diharapkan siswa dapat mengetahui serta melafalkan arti kosa kata baru dan dapat membaca bacaan tentang dengan baik
dan benar.

II. NILAI PENDIDIKAN KARAKTER (NPK)
Rasa Ingin Tahu, Gemar Membaca, Kerja Keras dan Tanggung Jawab






III. MATERI
2.1.1 Mufrodat baru tentang لﺎﻄﺑأ ,نﻮﻟ ,ﺔ ﺟ ,ﺎ ﻠﻌﻟا ,ﻢﻠﻌﻟا
2.1.2 Mufrodat baru tentang لﺎﻄﺑأ ,نﻮﻟ ,ﺔ ﺟ ,ﺎ ﻠﻌﻟا ,ﻢﻠﻌﻟا
2.1.3 Qiro’ah tentang


IV. METODE / STRATEGI PEMBELAJARAN
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Asosiasi
4. Reading aload
V. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Pertemuan pertama
1. Kegiatan Awal

Waktu Kegiatan

10 Menit 1. Guru menciptakan
lingkungan:
G: Dengan mengucap
salam: “Assalaamu’alaikum
Wr. Wb.”, menyapa murid:

“ ”,

“ ”,

” “ dan

mengabsen. (Religius)


2. Guru memberikan
apersepsi dengan cara
Tanya jawab: G: siapa
yang masih ingat apa

Strategi/ Sumber/Bahan
Metode /Alat
Ceramah Bolpoint, Buku
absen, media
gambar















1. Tanya
jawab






artinya ?, Apa artinya



? (Kreatif)

3. Guru menyampaikan
bahan pengait mengenai pembelajaran yang akan dilaksanakan:
G: Pada materi kita kali ini
kita akan membahas
mengenai , Dan
disini bapak akan
menggunakan media
gambar sebagai bahan
untuk mempermudah
pembelajaran kita.
(Guru sambil
menunjukkan gambar
bendera dan beberapa
gambar lain yang bisa
membantu
pembelajaran). (Rasa
Ingin Tahu)



2. Ceramah




2. Kegiatan Inti

Waktu Kegiatan Strategi / Metode Sumber/ Bahan/
Alat kebutuhan
10 menit Guru menjelaskan Asosiasi Papan tulis,
mufrodat baru yang penghapus,
berkaitan dengan materi mufrodhat,
bacaan/qira’ah dengan Spidol
menempelkan gambar Buku bahasa arab
yang mendeskripsikan kelas XI SMA,






tentang kosakata/ Kamus bahasa
mufrodat tersebut: arab
G: kosakata yang pertama

yaitu “ ”, kosakata


kedua” ”, kosakata

selanjutnya, , kosakata


selanjutnya , kosakata

terakhir, (rasa ingin

tahu)
10 Menit Guru membacakan teks Reading aload Papan tulis,
bacaan (qira’ah) sampai penghapus, spidol
selesai dan siswa dan buku paket
mengulanginya dengan (bahasa arab kelas
membaca keras. XII SMA
G: (membaca teks bacaan
dengan keras dan
perlahan-lahan sehingga
dapat dicerna oleh
siswa). “Sekarang saya
tunjuk satu persatu untuk
membaca.”
G: silahkan ditanyakan
mengenai kosakata yang
sekiranya belum
dimengerti dan dipahami
atau belum tahu artinya.
(gemar membaca)






3. Penutup
Waktu Kegiatan Strategi/Metode Sumber/Bahan/
Alat
5 menit Refleksi Ceramah Buku Paket Bahasa
G : “Dari materi yang telah Arab Kelas XII
kita pelajari hari ini SMA
dapat diperoleh
kesimpulan bahwa:
1. Bendera indonesia
itu terdiri dari 2
warna yaitu merah
dan putih.
2. Warna merah pada
bagian atas dan
warna putih pada
bagian bawah
(Kreatif).
Penutup
G : “Berhubung waktu
sudah habis maka
sampai di sini dulu
pelajaran kita hari ini
dan insya Allah akan
kita lanjutkan
minggu yang akan
datang. Minggu yang
akan datang kita
akan mempelajari
tentang………,
jangan lupa belajar
dirumah,
perbanyaklah
membaca serta
berdo’a dan ingat






PR-nya jangan
sampai lupa
dikerjakan. Marilah
kita tutup pelajaran
kita hari ini dengan
bacaan hamdallah”

M :

G: “Terima kasih atas
perhatiannya akhiron,





M :







VI. SUMBER/BAHAN ALAT/KEBUTUHAN
Buku paket (bahasa arab kelas XI SMA), papan tulis, penghapus, potongan kertas, double tip, gunting dan spidol, tulisan mufrodhat jadi, media gambar ,Buku absen, bolpoin .

VII. PENILAIAN
Tes Tulis : Mengarang
Non Tes : Lembar pengamatan karakter






LAMPIRAN
1. Lembar analisis KKM setiap Indikator
2. Instrumen Penilaian (soal-kunci-pedoman penskoran)
3. Hand out materi
4. Instrumen Penilaian Karakter (sikap Berbasis portofolio: BT, MT, MB,
MK)

Ponorogo,……………………


Pembimbing, Mahasiswa Peserta PPLK II




H. Moh Munir, Lc., M.ag. Sumarni
NIP. 150295914 NIM. 210508029






INSTRUMEN PENILAIAN
Dalam materi pelajaran ini penialaian menggunakan tes tulis berupa mengarang (insya’) yang mengandung unsur warna (minimal 5 warna).

Sedangkan penskoran di lakukan brdasarkan kriteria sebagai berikut: Rincian tingkat kemampuan performance

Kategori Kualifikasi Rentangan
No Nilai
1. A Amat baik 90 - 100
2. B Baik 72 - 89
3. C Sedang 57 - 71
4. D Kurang 34 - 56


MATERI














SMA
PERENCANAAN KURIKULUM

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah

“Pengembangan Kurikulum PBA”


















Disusun oleh :

SUMARNI

NIM : 210508029



Dosen Pengampu

M. NASRULLAH .M. A

JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PONOROGO

2011




0







BAB I
PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini, pentingnya peran dan fungsi kurikulum memang sudah sangat disadari dalam sistem pendidikan nasional. Ini dikarenakan kurikulum merupakan alat yang krusial dalam
merealisasikan program pendidikan, baik formal maupun non formal, sehingga gambaran
sistem pendidikan dapat terlihat jelas dalam kurikulum tersebut. Dengan kata lain, sistem
kurikulum pada hakikatnya adalah sistem pendidikan itu sendiri. Dan sejalan dengan tuntutan zaman, perkembangan masyarakat, serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dunia
pendidikan sudah menginjakkan kakinya kedalam dunia invoasi. Inovasi dapat berjalan dan
mencapai sasarannya, jika program pendidikan tersebut drencanakan dan dilaksanakan sesuai dengan kondisi dan tuntutan zaman.
Sebagai implikasinya, kesadaran tentang peran guru meningkat. Sebagai tenaga
profesional, guru merupakan pinntu gerbang inovasi, sekaligus gerbang menuju ke
pembangunan yang terinteregasi. Betapa tidak, karena pembangunan dapat terlaksana jika
dimulai dari membangun manusia terlebih dahulu. Tanpa manusia yang cakap,
berpengetahuan, terampil, cerdas, kreatif, dan bertanggung jawab, pembangunan yang
terintegrasi dapat terselenggara dan berhasil dengan baik. Oleh karena itu, setiap guru dan
tenaga kependidikan lainnya perlu dan harus memahami kurikulum sekolah tempat mereka
bertugas dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan ketentuan yang telah digariskan dalam
kurikulum.1
Kurikulum merupakan mata pelajaran yang harus dikuasai oleh anak didik atau peserta didik, dan proses perencanaan ini kurikulum mempunyai beberapa ketentuan yaitu :
1. Perencanaan kurikulum biasanya menggunakan judgment ahli bidang studi.
Dengan mempertimbangkan faktor - faktor sosial dan pendidikan, ahli tersebut menentukan mata pelajaran apa yang harus diajarkan pada siswa.
2. Dalam menentukan dan menyeleksi kurikulum perlu dipertimbangkan beberapa
hal seperti tingkat kesulitan, minat siswa, urutan bahan pelajaran, dan lain
sebagainya.







1 Prof. Dr. H. Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,2008),1

1





3. Perencanaan dan implementasi kurikulum ditekankan kepada penggunaan metode
dan strategi pembelajaran yang memungkinkan anak didik dapat menguasai
materi pelajaran, semacam menggunakan pendekatan ekspositori.2
Dan adapun Manajemen pelaksanaan kurikulum di Sekolah merupakan bagian dari
program peningkatan mutu pendidikan melalui penerapan pola pengelolaan pelaksanaan
kurikulum secara nasional. Menurut Caldwell & Spinks (Muh Alip, 2004) manajemen
pelaksanaan kurikulum di sekolah mengatur kegiatan operasional dan hubungan kerja
personil sekolah dalam upaya melayani siswa mencapai kompetensi yang sudah ditettapkan. Kegiatan sekolah terkait dengan kurikulum yang meliputi perencanaan kegiatan belajar
mengajar berdasarkan kurikulum yang berlaku secara nasional dan lokal, penyampaian
kurikulum, proses belajar mengajar, dan evaluasi.
Perencanan kurikulum, secara nasional menjadi tugas Depdiknas dan secara lokal
menjadi tugas Dinas Pendidikan Kabupaten. Sedangkan tugas sekolah dalam perencanaan kurikulum adalah:
1. Memahami standar kompetensi dan silabus yang berlaku secara nasional dan
lokal yang sudah dikembangkan oleh Depdiknas dan Dinas Pendidikan
Kabupaten.
2. Mengembangkan silabi sesuai dengan kondisi siswa dan kebutuhan masyarakat
sekitar sekolah.
3. Mengembangkan materi ajar.
4. Merumuskan indikator pencapaian kompetensi.
5. Mengembangkan instrumen penilaian. 3




B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa saja prinsip-prinsip dan karakteristik perencanaan kurikulum?
2.Bagaimana tujuan dan fungsi perencanaan kurikulum?
3..Bagaimana langkah-langkah perencanaan kurikulum?






2 Dr. Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran : Teori dan Praktik Pengembangan
KurikulumTingkat Satuan Pendidikan (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2009),3 3 Muhammad Joko Susilo, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Yogjakarta : Pustaka Pelajar,2007),155.

2






BAB II
PEMBAHASAN


A. Prinsip-prinsip dan Karakteristik Perencanaan Kurikulum
Sebelum kita membahas Prisip-prinsip dan karakteristik perencanaan kurikulum kita harus mengetahui apa yang dimaksud perencanaan kurikulum itu sendiri. Adapun pengertian perencanaan kurikulum adalah sebagai berikut :
Perencanaan secara umum menurut Sudjana (2000), adalah proses yang sistematis sesuai dengan prinsip dalam pengambilan keputusan, penggunaan pengetahuan dan teknik secara ilmiah serta kegiatan yang terorganisasi tentang tindakan yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang.

Waterson dalam Sudjana (2000) menuliskan bahwa perencanaan pada hakekatnya
adalah usaha sadar, terorganisasi, dan terus menerus yang dilakukan untuk memilih alternatif yang terbaik dari sejumlah alternatif tindakan yang ada untuk mencapai
tujuan tertentu


Kurikulum adalah semua pengalaman yang telah direncanakan untuk mempersiapkan peserta didik mencapai tujuan pendidikan baik yang diperoleh dari dalam maupun luar
lembaga yang telah direncanakan secara sistematis dan terpadu.4
Sedangkan pengertian perencanaan kurikulum adalah : proses komprehensif, ketika
tujuan (ends) dan alat (means) belajar diidentifikasikan sebagai melalui definisi
berikut:
“Curriculum planning is a process in which participants at many levels make
decicions about what the purposes of learning ought to be, how those purposes might be carried out throght teaching-learning, and whether the purposes and means are both appropriate and effective”.
Dengan kata lain, perencanaan kurikulum adalah suatu proses ketika peserta dalam banyak tingkatan membuat keputusan tentang tujuan belajar, cara mencapai tujuan tujuan tersebut melalui situasi mengajar-belajar, serta penelaahan keefektifan dan kebermaknaan metode tersebut. Tanpa perencan-aan kurikulum, sistematika berbagai pengalam belajar tidak akan saling berhubungan dan tidak mengarah pada tujuan yang diharapkan.5


4 http://www.media-guru.co.cc/2010/06/manajemen-perencanaan-kurikulum.html


5 Prof. Dr. H. Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,2008),171


3






Prinsip-prinsip Perencanaan Kurikulum
Ada delapan prinsip yang harus diperhatikan dalam kegiatan manajemen perencanaan kurikulum, yaitu:

1. Perencanaan yang dibuat harus memberikan kemudahan dan mampu memicu
pemilihan dan pengembangan pengalaman belajar yang potensial sesuai dengan hasil (tujuan) yang diharapkan sekolah.
2. Perencanaan hendaknya dikembangkan oleh guru sebagai pihak yang langsung
bekerja sama dengan siswa.
3. Perencanaan harus memungkinkan para guru menggunakan prinsip-prinsip belajar
dalam memilih dan memajukan kegiatan-kegiatan belajar di sekolah.
4. Perencanaan harus memungkinkan para guru menyesuaikan pengalaman-pengalaman
dengan kebutuhan-kebutuhan pengembangan, kesanggupan, dan taraf kematangan
siswa (level of pupils).
5. Perencanaan harus menggiatkan para guru untuk mempertimbangkan pengalaman
belajar sehingga anak-anak dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan di dalam dan di luar
sekolah.
6. Perencanaan harus merupakan penyelenggaraan suatu pengalaman belajar yang
kontinu sehingga kegiatan-kegiatan belajar siswa dari sejak awal sungguh mampu
memberikan pengalaman.
7. Kurikulum harus direncanakan sedemikian rupa sehingga mampu membantu
pembentukan karakter, kepribadian, dan perlengkapan pengetahuan dasar siswa yang
bernilai demokratis dan yang sesuai dengan karakter kebudayaan bangsa Indonesia.
8. Perencanaan harus realistis, feasible (dapat dikerjakan), dan acceptable (dapat
diterima dengan baik).6


Adapun di referensi lain di sebutkan prinsip-prinsip Perencanaan kurikulum yakni semua jenis perencanaan kurikulum terjadi pada semua tingkat pendidikan dan disesuaikan dengan tingkatan kelas. Secara umum, sebuah perencanaan kurikulum yang realistis disusun
berdasarkan prinsip-prinsip berikut:
• Prinsip 1
Perencanaan kurikulum berkenaan dengan pengalaman-pengalaman siswa. • Prinsip 2
Perencanaan kurikulum dibuat berdasarkan berbagai keputusan tentang konten dan proses.
• Prinsip 3
Perencanaan kurikulum mengandung keputusan-keputusan tentang berbagai isu dan topik.
• Prinsip 4
Perencanaan kurikulum melibatkan banyak kelompok. • Prinsip 5

6 http://www.media-guru.co.cc/2010/06/manajemen-perencanaan-kurikulum.html



4





Perencanaan kurikulum dilaksanakan pada berbagai tingkatan. • Prinsip 6
Perencanaan kurikulum adalah sebuah proses yang berkelanjutan.
Sedangkan Karakteristik Perencanaan Kurikulum adalah : Dalam perencanaan kurikulum, terdapat beberapa aspek yang harus diperhatikan. Aspek-aspek yang menjadi karakteristik perencanaan kurikulum tersebut adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan kurikulum harus berdasarkan konsep yang jelas tentang berbagai
hal yangt menjadikan kehidupan menjadi lebih baik, karasteristik manusia
sekarang dan masa depan, serta kebutuhan dasar manusia.
2. Perencanaan kurikulum harus dibuat dalam kerangka kerja yang
komprehensif, yang me mpertimbangkan dan mengordinasi unsur esensial belajar-mengajar efektif.
3. Perencanaan kurikulum harus bersifat reaktif dan antisipatif . Pendidikan
harus responsif terhadap kebutuhan individual siswa, untuk membantu siswa tersebut menuju kehidupan yang kondusif.
4. Tujuan-tujuan pendidikan harus meliputi rentang yang luas akan kebutuhan
dan minat yang berkenaan dengan individu dan masyarakat.
5.Rumusan berbagai tujuan pendekatan harus diperjelas dengan ilustrasi konkrit, agar dapat digunakan dalam rencana pengembangan rencana kurikulm yang
spesifik.
6. Masyarakat luas mempunyai hak dan tanggung jawab untuk mengetahui
berbagai hal yang ditujukan bagi anak-anak mereka melalui perumusan tujuan pendidikan.
7. Dengan keahlian profesional mereka, pendidik berhak dan bertanggung jawab mengidentifikasikan program sekolah yang akan membimbing siswa kearah pencapaian tujuan pendidikan.
8. Perencanaan dan pengembangan kurikulum paling efektif jika dikerjakan
secara bersama-sama.
9. Perencanaan kurikulum harus memuat artikulasi program sekolah dan siswa
pada setiap jenjang dan tingkatan sekolah
10. Program sekolah harus dirancang untuk mengoodinasikan semua unsur dalam
kurikulum kerangka kerja pendidikan.
11. Masing-masing sekolah mengembangkan dan memperhalus suatu struktur
organisasi yang memfasilitasi studi masalah-masalah kurikulum dan
mensponsori kegiatan perbaikan kurikulum.
12. Perlunya penelitian tindakan dan evaluasi, untuk menyediakan revitalisasi
rencana dan program kurikulum.
13. Partisipasi kooperatif harus dilaksanakan dalam kegiatan-kegiatan
perencanaan kurikulum,terutama keterlibatan masyarakat dan para siswa dalam perencanaan situasi belajar-mengajar yang spesifik.

5






14. Dalam perencanaan kurikulum, harus diadakan evaluasi secara kontinu
terhadap semua aspek pembuatan keputusan kurikulum, yang juga meliputi analisis terhadap proses dan konten kegiatan kurikulum.
15. Berbagai jenjang sekolah, dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi,
hendaknya merespon dan mengakomodasi perubahan, pertumbuhan, dan
perkembangan siswa.7

B. Tujuan dan Fungsi Perencanaan Kurikulum Tujuan Perencanaan Kurikulum

Tujuan kurikulum merupakan sasaran yang hendak dicapai oleh suatu kurikulum.
Dalam skala makro rumusan tujuan kurikulum erat kaitannya dengan filsafat atau sistem nilai yang dianut masyarakat. Rumusan tujuan menggambarkan suatu masyarakat yang dicitacitakan. Dalam skala mikro, tujuan kurikulum berhubungan dengan visi dan misi sekolah serta tujuan-tujuan yang lebih sempit, seperti tujuan setiap mata pelajaran dan tujuan proses pembelajaran. Tujuan pendidikan diklasifikasikan mejadi empat yaitu:
1. Tujuan Pendidikan Nasional (TPN).
2. Tujuan Institusional (TI).
3. Tujuan Kurikuler (TK).
4. Tujuan Instruksional atau Tujuan Pembelajaran (TP).
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam merumuskan tujuan kurikulum antara lain:
1. tujuan pendidikan nasional, karena tujuan ini menjadi landasan bagi setiap lembaga pendidikan.
2. kesesuaian antara tujuan kurikulum dan tujuan lembaga pendidikan yang bersangkutan.
3. kesesuaian tujuan kurikulum dengan kebutuhan masyarakat atau lapangan kerja.
4. kesesuaian tujuan dengan perkembangan ilmu pengetahun dan teknologi saat ini.
5. kesesuaian tujuan kurikulum dengan sistem nilai dan aspirasi yang berlaku di masyarakat.8 Fungsi Perencanaan Kurikulum
Pimpinan perlu menyusun perencanaan kurikulum secara cermat, teliti, menyeluruh dan rinci, karena memiliki multi fungsi sebagai berikut :



7 Prof. Dr. H. Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,2008),172-174

8 http://niamw.wordpress.com/2010/04/16/prosedur-perencanaan-kurikulum/



6





a. Perencanaan kurikulum berfungsi sebagai pedoman atau alat manajemen, yang
berisi petunjuk tentang jenis dan sumber peserta yang diperlukan, sumber
biaya, tenaga, sarana yang diperlukan, sistem kontrol dan evaluasi, peran
unsur-unsur ketenagaan untuk mencapai tujuan manejemen organisasi.
b. Perencanaan kurikulum berfungsi sebagai penggerak roda organisasi dan tata
laksana untuk menciptakan perubahan dalam masyarakat sesuai dengan tujuan
organisasi. Perencanaan kurikulum yang matang besar sumbangannya
terhadap pembuatan keputusan oleh pimpinan, dan oleh karenanya perlu
memuat informasi kebijakan yang relevan, disamping seni kepemempinan dan
pengetahuan yang telah dimilikinya.
c. Perencanaan kurikulum berfungsi sebagai motivasi untuk melaksanakan
sistem pendidikan sehingga mencapai hasil optimal.
Dan didalam perencanaan kurikulum ini disusun berdasarkan asas-asas:
Objektivitas, Keterpaduan, Manfaat, Efisiensi dan efektivitas, Kesesuaian,
Kesimbangan, Kemudahan, Berkesinambungan, Pembakuan, dan Mutu. 9
C. Langkah-Langkah Perencanaan Kurikulum
Banyak langkah-langkah perencanan kurikulum dilakukan oleh beberapa ahli, diantaranya :
A. Proses Perencanan
(Fondation of Education Planning, Unesco, 76)
a. Tahap perencanaan
1. Diagnosis sistem
2. Formulusi tujuan
3. Perkiraan sumber
4. Perkiraan target
5. Constraints
b. Formulasi Rencana
c. Elaborasi Rencana
d. Evaluasi/Revisi
Model Ralph Tyler (1950)
1. Menentukan tujuan
2. Memilih pengalaman-pengalaman pendidikan
3. Mengorganisir
4. Cara mengevaluasi
Model. D. K. Wheller (1967)
1. Menentukan tujuan

9 Prof. Dr. H. Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,2006),152.


7






2. Memilih pengalaman pendidikan (belajar)
3. Menentukan materi pelajaran
4. Organisasi dan intergrasi
5. Evaluasi terhadap efektifitas
Menurut Kaufiman ada 5 langkah sebagai berikut :
BAGANNNNN
Dalam perencanaan di perguruan tinggi pelu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Kebijakan Dasar :
a. UUD 45
b. GBHN
c. Ketentuan Pemerintah
d. Keputusan Presiden, Keputusan Menteri
2. Tujuan Perencanaan
a. Menyempurnakan Tri Darma Perguruan Tinggi
b. Mengembangkan kerjasama dengan lembaga-lembaga
lain
c. Mengusahakan hilangnya gaps antara dunia teori
dengan dunia praktis
3. Faktor-Faktor Perencanaan
a. Mahasiswa
b. Staf Pengajar
c. Bukan Pengajar
d. Sarana Tenaga /Prasarana (termasuk perpustakaan, lab
dan sebagainya)
e. Organisasi dan administrasi
f. Dana
g. Kurikulumnya sendiri
4. Strategi Perencanaan
a. Orientasi nasional/regional/lokal
b. Pengembangan bertahap
c. Perkiraan pertimbangan masyarakat yang akan datang
d. Lingkup perencanaan jangka panjang (_+ 10 tahun)
jangka waktu (+_ 5 tahun), jangka (pendek tahunan)

B. Pembinaan Kurikulum
Setelah perencanaan kurikulum selesai maka langkah berikutnya ialah
pembinaan. Pembinaan yaitu menjaga agar semua kompenen kurikulum dapat berjalan dengan sebaik-baiknya. Maka pembinaan terutama ditujukan kepada para pelaku kurikulum yaitu :
1. Guru


8





Para guru perlu diberi pembinaan peningkatan akademik, misalnya :
a. Mengikuti penataran
b. Sekolah lebih lanjut
c. Kursus-kursus bidang tertentu
d. Diskusi rutin guru bidang studi sejenis
e. Seminar
f. Dan sebagainya
2. Tenaga Administrasi
a. Ditata mengenai kurikulum yang berlaku
b. Kursus-kursus administrasi
c. Rajin, tertib disiplin kerja
d. Tanggung jawab
e. Adanya supervisi yang ajeg
f. Taat pada Sapta Prasetya KORPRI
Adanya staf ahli (biasanya di Dinas Depdiknas atau di
perguruan tinggi) yang memonitor pelaksanaan
komponen-komponen kurikulum, Baik pada komponen
pokok maupun penunjang dan berusaha memberi
bimbingan ke arah penyempurnaannya. Untuk
perguruan tinggi data untuk perbaikan selanjutnya
dapat diperoleh dari : mahasiswa, dosen, pejabat
fungsional yang relevan, para lulusan dari masyarakat
pemakai. Usaha seterusnya dapat diadakan seminar
pelaksanaan kurikulum.


C. Langkah-Langkah Penyusunan Kurikulum di Perguruan Tinggi
( 1980 - 2003)
1. Menyusun tujuan lembaga (program studi) termasukvisi dan misinya
2. Menentukan jumlah SKS (S1 antara 144 SKS -160 SKS)
3. Menentukan struktur program dan porsi SKSnya
MKU = +_10% x jumlah SKS
MKDK = +_20%
MKK = +_60%
PPL = +_10%
4. Menentukan jumlah SKS/semester (antara 18 SKS- 24 SKS)
5. Menentukan jumlah mata kuliah dan bobot SKS/semester
6. Menentukan mata kuliah wajib tempuh
7. Menentukan mata kuliah wajib lulus
8. Menyusun rooster
9. Menyusun silabus, diantaranya memuat:
a. Tujuan pembelajaran

9





b. Menentukan berbagai sumber bahan untuk memilih berbagai
pokok bahasan/sub pokok bahasan
c. Memilih sistem penyampaian
d. Menyediakan media yang relevan
e. Mendisain evaluasi hasil belajar
10. Menyusun handoud. 10
















































10 Prof. Drs. H. Dakir, Perencanaan Dan Pengembangan Kurikulum (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2004),117-
121

10





BAB III
PENUTUP


A. Kesimpulan
Dari pembahasan - pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1.Prinsip-prinsip dan karakteristik perencanaan kurikulum meliputi : Prinsip - prinsip Perencanaan Kurikulum

- Perencanaan yang dibuat harus memberikan kemudahan dan mampu memicu pemilihan dan pengembangan pengalaman belajar yang potensial sesuai dengan hasil (tujuan) yang
diharapkan sekolah.

- Perencanaan hendaknya dikembangkan oleh guru sebagai pihak yang langsung bekerja sama dengan siswa.
- Perencanaan harus memungkinkan para guru menggunakan prinsip-prinsip belajar dalam memilih dan memajukan kegiatan-kegiatan belajar di sekolah.

- Perencanaan harus memungkinkan para guru menyesuaikan pengalaman-pengalaman dengan kebutuhan-kebutuhan pengembangan, kesanggupan, dan taraf kematangan siswa (level of pupils).

- Perencanaan harus menggiatkan para guru untuk mempertimbangkan pengalaman belajar sehingga anak-anak dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan di dalam dan di luar sekolah.

- Perencanaan harus merupakan penyelenggaraan suatu pengalaman belajar yang kontinu sehingga kegiatan-kegiatan belajar siswa dari sejak awal sungguh mampu memberikan
pengalaman.

- Kurikulum harus direncanakan sedemikian rupa sehingga mampu membantu pembentukan karakter, kepribadian, dan perlengkapan pengetahuan dasar siswa yang bernilai demokratis dan yang sesuai dengan karakter kebudayaan bangsa Indonesia.

- Perencanaan harus realistis, feasible (dapat dikerjakan), dan acceptable (dapat diterima dengan baik
Karakteristik Perencanaan Kurikulum
-Perencanaan kurikulum harus berdasarkan konsep yang jelas tentang berbagai hal yang
menjadikan kehidupan menjadi lebih baik, karasteristik manusia sekarang dan masa depan, serta kebutuhan dasar manusia.



11





-Perencanaan kurikulum harus dibuat dalam kerangka kerja yang komprehensif, yang mempertimbangkan dan mengordinasi unsur esensial belajar-mengajar efektif.
-Perencanaan kurikulum harus bersifat reaktif dan antisipatif.
-Tujuan-tujuan pendidikan harus meliputi rentang yang luas akan kebutuhan dan minat yang berkenaan dengan individu dan masyarakat.
-Rumusan berbagai tujuan pendekatan harus diperjelas dengan ilustrasi konkrit, agar dapat digunakan dalam rencana pengembangan rencana kurikulm yang spesifik.
-Masyarakat luas mempunyai hak dan tanggung jawab untuk mengetahui berbagai hal yang ditujukan bagi anak-anak mereka melalui perumusan tujuan pendidikan.
-Dengan keahlian profesional mereka, pendidik berhak dan bertanggung jawab
mengidentifikasikan program sekolah yang akan membimbing siswa kearah pencapaian tujuan pendidikan.
-Perencanaan dan pengembangan kurikulum paling efektif jika dikerjakan secara bersamasama.
-Perencanaan kurikulum harus memuat artikulasi program sekolah dan siswa pada setiap jenjang dan tingkatan sekolah
-Program sekolah harus dirancang untuk mengoodinasikan semua unsur dalam kurikulum kerangka kerja pendidikan.
-Masing-masing sekolah mengembangkan dan memperhalus suatu struktur organisasi yang memfasilitasi studi masalah-masalah kurikulum dan mensponsori kegiatan perbaikan
kurikulum.
-Perlunya penelitian tindakan dan evaluasi, untuk menyediakan revitalisasi rencana dan program kurikulum.

-Partisipasi kooperatif harus dilaksanakan dalam kegiatan-kegiatan perencanaan
kurikulum,terutama keterlibatan masyarakat dan para siswa dalam perencanaan situasi belajar-mengajar yang spesifik.
-Dalam perencanaan kurikulum, harus diadakan evaluasi secara kontinu terhadap semua aspek pembuatan keputusan kurikulum, yang juga meliputi analisis terhadap proses dan konten kegiatan kurikulum.
-Berbagai jenjang sekolah, dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi, hendaknya
merespon dan mengakomodasi perubahan, pertumbuhan, dan perkembangan siswa.






12




2.Tujuan dan fungsi perencanaan kurikulum Tujuan Perencanaan Kurikulum
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam merumuskan tujuan perencanaan kurikulum antara lain:
1. tujuan pendidikan nasional, karena tujuan ini menjadi landasan bagi setiap lembaga pendidikan.
2. kesesuaian antara tujuan kurikulum dan tujuan lembaga pendidikan yang bersangkutan.
3. kesesuaian tujuan kurikulum dengan kebutuhan masyarakat atau lapangan kerja.
4. kesesuaian tujuan dengan perkembangan ilmu pengetahun dan teknologi saat ini.
5. kesesuaian tujuan kurikulum dengan sistem nilai dan aspirasi yang berlaku di masyarakat.


Fungsi Perencanaan Kurikulum
Pimpinan perlu menyusun perencanaan kurikulum secara cermat, teliti, menyeluruh dan rinci, karena memiliki multi fungsi sebagai berikut :
-sebagai pedoman atau alat manajemen, yang berisi petunjuk tentang jenis dan sumber
peserta yang diperlukan, sumber biaya, tenaga, sarana yang diperlukan, sistem kontrol dan
evaluasi, peran unsur-unsur ketenagaan untuk mencapai tujuan manejemen organisasi.
- sebagai penggerak roda organisasi dan tata laksana untuk menciptakan perubahan dalam masyarakat sesuai dengan tujuan organisasi.
- sebagai motivasi untuk melaksanakan sistem pendidikan sehingga mencapai hasil optimal.
3.Langkah-Langkah Perencanaan Kurikulum
Banyak langkah-langkah perencanan kurikulum dilakukan oleh beberapa ahli, diantaranya : Dalam proses Perencanannya meliputi :
(Fondation of Education Planning, Unesco, 76)
a. Tahap perencanaan
1. Diagnosis sistem
2. Formulusi tujuan
3. Perkiraan sumber
4. Perkiraan target
5. Constraints
b. Formulasi Rencana
c. Elaborasi Rencana

13






d. Evaluasi/Revisi
Model Ralph Tyler (1950)
1.Menentukan tujuan
2.Memilih pengalaman-pengalaman pendidikan
3.Mengorganisir
4.Cara mengevaluasi
Model. D. K. Wheller (1967)
1. Menentukan tujuan
2. Memilih pengalaman pendidikan (belajar)
3. Menentukan materi pelajaran
4. Organisasi dan intergrasi
5. Evaluasi terhadap efektifitas



\




























14







DAFTAR PUSTAKA


Dakir, Perencanaan Dan Pengembangan Kurikulum . Jakarta : PT Rineka Cipta, 2004
Hamalik, Oemar. Manajemen Pengembangan Kurikulum .Bandung : PT Remaja Rosdakarya,2006

Hamalik,Oemar. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum . Bandung : PT Remaja Rosdakarya,2008

http://niamw.wordpress.com/2010/04/16/prosedur-perencanaan-kurikulum/
http://www.media-guru.co.cc/2010/06/manajemen-perencanaan-kurikulum.html
Susilo,Muhammad Joko. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.Yogjakarta : Pustaka Pelajar,2007
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran : Teori dan Praktik Pengembangan
KurikulumTingkat Satuan Pendidikan (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2009






























15
BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah
Walaupun dianggap sebagai bahasa asing oleh bangsa Indonesia, bahasa arab tidak
asing di telinga mereka, terutama umat islam. Sayangnya, sebagian besar mereka masih
beranggapan bahwa bahasa arab hanyalah bahasa agama sehingga perkembangannya
terbatas di lingkungan kaum muslimin yang memperdalam ilmu-ilmu agama. Hanya
lingkungan kecil saja yang menyadari betapa bahasa Arab merupakan bahasa
multidimensi yang digunakan oleh para cendekiawan dalam memproduksi karya-0karya
besar diberbagai bidang disiplin ilmu seperti sejarah, filsafat, matematika, fisika, sastra,
dan lain-lain. Kalau saja umat islam dan umat lainnya mau melihat sejarah masa lalu, saat
spirit keilmuan di abad pertengahan memuncak, tentu akan mengetahui bahwa bahasa
Arab adalah bahasa yang pertama kali menjaga dan mengembangkan sains dan teknologi.
Karena itu, tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa bahasa Arab merupakan peletak
dasar pertumbuhan ilmu pengetahuan modern yang berkembang cepat dewasa ini. Dan
harus disadari bahwa bahasa Arab memang memiliki karakteristik dan tingkat kesulitan
yang berbeda dengan bahasa yang lain. Kenyataan ini menuntut adanya guru yang
memiliki kualifikasi dengan tingkat keuletan, ketelatenan dan kesabaran yang tinggi.
Melihat karakter tersebut, guru hendaknya menggunakan pendekatan yang lebih
kontekstual, dan dapat menjadi acuan dalam menentukan langkah pembelajaran yang
sesuai dengan karakter materi maupun kondisi peserta didik. Sesulit apapun, sebenarnya
materi dapat disampaikan dengan baik jika ditopang oleh pendekatan dan strategi yang
tepat. Terkait dengan hal itu, terdapat beberapa pendekatan dalam pembelajaran bahasa
Arab yang dapat meningkatkan efektivitas guru dalam melakukan transformasi, di
antaranya pendekatan kemanusiaan (humanistic approach), pendekatan berbasis media
(media based approach), pendekatan mendengar-mengucapkan (aural oral approach),
pendekatan analisis dan nonanalisis (analitycal and unanalitycal approach), dan
pendekatan komunikatif (communicative approach).1




1.http://d-scene.blogspot.com/2011/06/pendekatan-dan-strategi-pembelajaran.html







B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengertian bahasa asing?
2. Bagaimana tingkatan pembelajaran bahasa arab sebagai bahasa asing?
3. Bagaimana tingkatan pembelajaran bahasa arab sebagai bahasa kedua?






BAB II

PEMBAHASAN



A.Pengertian Bahasa Asing
Bahasa asing atau al-lughoh al- ajnabiyyah dalam bahasa arab da foreign language dalam bahasa inggris secara umum adalah bahasa yang digunakan oleh orang asing. Pengertian asing seperti dijelaskan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah orang atau sesuatu yang berasal dari luar negeri atau luar lingkungan. Pengertian ini menggambarkan bahwa bahasa asing adalah bahasa yang dipakai oleh orang luar negeri atau luar pribumi. Lebih jelas lagi, seorang linguis kawakan sri utari subyakto- nababan mengambarkan bahwa bahasa asing adalah bahasa yang digunakan oleh orang asing, yakni orang yang ada di luar lingkungan masyarakat dalam kelompok atau bangsa. lebih lanjut nababan menjelaskan, dari sudut pemerolehan bahasa terbagi ke dalam tiga kategori, yaitu; bahasa ibu atau bahasa ke satu, bahasa ke dua, dan bahasa asing.
bahasa ibu adalah bahasa yang diperoleh seseorang pertama kali di keluarga sehingga oleh brown disebut sebagai bahasa pertama. kadang-kadang bahasa ini diidentifikasi sebagai bahasa asli ( al-lughoh al-ashliyah) atau bahasa keluarga ( al-lughoh al-ahliyah), karena bahasa itulah yang pertama kali digunakan oleh seseorang di rumah tangga. misalnya bahasa sunda, jawa dan sebagainya
sementara itu bahasa kedua( al-lughoh al-tsaniyah) adalah bahasa yang diperoleh setelah bahasa ibu dan biasanya digunakan dalam pergaulan dimasyarakat. nababan menyebutnya sebagai bahasa yang digunakan oleh masyarakat secara umum. misalnya bahasa indonesia yang digunakan sebagai bahasa pergaulan oleh masyarakat umum di indonesia
dari kategori bahasa kesatu dan kedua diatas dapat dijelaskan bahwa bahasa asing ( al-lughoh al-ajnabiyah) adalah bahasa yang digunakan diluar keluarga dan masyarakat secara umum. misalnya bahasa arab, inggris, jerman dan sebagainya bagi orang indonesia.
khusus bahasa arab di indonesia, jika kita melihat gejala penggunaannya dimasyarakat, bisa
jadi sebagai bahasa asing atau bahasa kedua. bagi lingkungan atau masyarakat umumnya
bahasa arab adalah bahasa asing, karena bukan merupakan bahas apergaulan sehari-hari. hal
ini dapat kita lihat di sekolah-sekolah islam umumnya mulai dari taman kanak-kanak sampai




perguruan tinggi. bahasa arab di posisikan sebagai bahasa asing,termasuk kedudukannya dalam kurikulum. hal lain yang dapat dijadikan indikator keasingannya di sekolah-sekolah adalahbahwa bahasa arab tidak digunakan sebagai bahasa pengantar pelajaran, tetapi sebagai materi pelajaran.
akan tetapi jika kita melihat lingkungan atau lembaga pendidikan khusus separti pondok pesantren modern bahasa biasa digunakan sebagai alat komunikasi sehari-hari bahkan digunakan sebagai pengantar pelajaran dan bukan sebagai materi pelajaran. maka dalam posisi ini bahasa arab bukan lagi sebagai bahasa asing namun sebagai bahasa kedua
meskipun demikian, bahasa arab dalam pandangan pemerintah adalah bahasa asing. hal ini terbukti misalnya dalam peraturan menteri agama RI nomor 2 tahun2008 tentang standar kompetensi dan standar isi pendidikan agama islam dan bahasa arab. dalam peraturan tersebut dikatakan bahwa tujuan mata pelajaran bahasa arab adalah :
1. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa arab baik lisan maupun
tulis, yang mencakup empat kecakapan berbahasa yakni menyimak, berbicara,
membaca dan menulis.
2. Menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya bahasa arab sebagai salah satu bahsa
asing untuk menjadi alat utama belajar, khususnya dalam mengkaji sumber-sumber
ajaran islam.
3. Mengembangkan pemahaman tentang saling keterkaitannya antara bahasa dan budaya
serta memperluas cakrawala budaya. dengan demikian peserta didik diharapkan
memiliki wawasan lintas buaya dan melibatkan diri dalam keragaman budaya.2



B. Tingkatan Pembelajaran Bahasa Arab Sebagai Bahasa Asing
Dalam hal ini Tingkatan terdiri dari unsur positif dan negatif yang di pakai
seseorang untuk memastikan sesuatu, dan dari ketetapan tersebut bisa untuk
menguatkan atau menolak sebuah tema. perbedaan bentuk-bentuk jalan yang di
datangkannya didepan tema yang berlawanan terhadab sesuatu bentuk yang
diletakkan dimuka tema ini, banyak pelajaran yang telah menetapkan bahwasannya
pandangan permainan berperan penting didalam pembelajaran bahasa yang ke dua.


2 .Acep.Hermawan,Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Bandung :PT Remaja Rosdakarya offset,2011),55-57




dan dari kemungkinan pandangan tersebut pandangan bisa di bedakan menjadi beberapa macam:

1. Tingkatan Guru sebagai contoh bahasa yang kedua dan contoh bagi masyarakat:
Sesungguhnya tingkatan guru sebagai kepercayaan dalam mempelajar kebahasaan dan
kesulitan yang menimpanya dan memberi pengaruh besar didalam mempelajari
bahasa ini, tidak hanya itu saja didalam persamaannya bisa menghasilkan pelajaran
baginya dan akan tetap didalam pemilihannya, mengikuti pelajarannya dan
kepentingan kepadanya hal itu bisa menguatkan sesuatu yang terjadi dari golongan
amerika latin.
2. Tingkatan Guru sebagai bahasa yang kedua yang diajarkan dan tentang masyarakat
Bahwa sikap dari guru sendiri tentang sebuah budaya yang mengajarkan bahasa dan
orang-orang yang berbicara bahasa ini dengan tanpa merasa menggurui siswa untuk
mempelajari bahasa ini, dan mungkin hal ini disebabkan beberapa hal tercermin pada
arah guru tentang bahasa. Termasuk metode pengajaran yang diikuti, sarana
pembelajaran yang digunakan, upaya di kelas, kepekaan terhadap belajar siswa,
masalah dalam belajar bahasa, dan memperbolehkan dalam membenarkan kesalahan-
kesalahan mereka dalam bahasa, dan mengoreksi kesalahan-kesalahan mereka dalam
masalah bahasa lebih-lebih dari gambaran yang terjaga dalam hati mereka dari cara-
cara belajar bahasa ini,Sesungguhnya guru tidak berhubungan dengan mesin atau tuli
mekanisme pikiran (komputer) yang hilang di program tertentu akhirnya perannya
dalam melaksanakan fungsinya. Dia berurusan dengan manusia adalah terdiri dari
emosi, sensasi dan perasaan, dari sini kita katakan peran guru terhadap bahasa Arab
adalah untuk dipertimbangkan dan budaya Arab yang ditawarkan oleh para ulama
tercermin dalam refleks siswa untuk menerima bahasa ini dan budaya dan
mempengaruhi kesiapan mereka untuk membuat usaha untuk belajar.

3. Tingkatan Guru sebagai contoh seorang pengajar
Kepribadian seorang guru itu mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap anak didiknya, seorang guru yang dicintai muridnya tidak ragu lagi untuk menghargai bahwa ekstrak maksimum potensi dan mempekerjakan kemampuan mereka asalkan memiliki kompetensi ilmiah untuk melakukannya.






C.Tingkatan Pembelajaran Bahasa Arab Sebagai Bahasa Yang Kedua
Tingkatan-tingkatan pembelajaran bahasa arab sebagai bahasa kedua, belajar bahasa
bukanlah pekerjaan mudah yang dapat di selesaikan dalam waktu singkat antara siang dan
malam, lebih-lebih dalam waktu antara sore sampai pagi. belajar bahasa merupakan proses
yang berulang-ulang dan baru akan menjadi sempurna ketika seseorang menempuh marhalah-
marhalah sampai pada tingkatan-tingkatan yang di ingikan,yaitu tingkatan-tingkatan yang
berbeda-beda guna mempratikkan bahasa yang sedang di pelajarinya tersebut. para ahli
bahasa memberikan istilah untuk tingkatan-tingkatan ini dengan sebutan “MARHALAH”.
banyak atau sedikit, banyak atau sedikit tingkatan-tingkatan ini tidak ada hubungannya
dengan tingkatan-tingkatan pengajaran seperti yang di tempuh oleh siswa di sekolahnya.
sesungguhnya tingkatan-tingkatan pada bidang pembelajaran bahasa asing yakni marhalah-
marhalah yang di pastikan oleh seorang siswa ketika belajar bahasa ini, sudah
mempertimbangkan aspek konseptual, aspek emosional dan aspek intelektual. baerdasarkan
buku dan pendapat para ahli terjadi perbedaan pendapat mengenai pembagian jumlah
tingkatan yang di gunakan dalam pengajaran bahasa asing. ada pendapat yang membagi
tingkatan ini menjadi enam tingkatan dengan ketentuan masa enam tahun yang di tempuh
dalam dua marhalah yaitu marhalah ibtidaiyyah dan marhalah tsanawiyah. ada juga mereka
yang membagi lima tingkatan. selain itu, ada pula pendapat yang menyatakan bahwa
tingkatan ini di bagi menjadi empat, yaitu tingkatan ibtidaiyyah, tingkat wustho, tingkat
mutaqoddam dan tingkat niha’i.3























3 . م2003 , ﺎھ 1424 ﺎﻌﺑ ﻦ ﻘﻃﺎﻨﻟا ﺮ ﻐﻟ ﺔ ﺑﺮﻌﻟا ﺔﻐﻠﻟا ﺲ رﺪﺗ ﻖﺋاﺮﻃ ﺔﻤ ﻌﻃ ﺪﻤﺣأ يﺪﺷر ﻮﻜﺴ ﺴ ا, ﺔﻗﺎﻨﻟا ﻞﻣﺎﻛ دﻮﻤﺤﻣ






BAB III

PENUTUP



A.Kesimpulan

1. Pengertian bahasa asing
Menurut Sri utari subyakto- Nababan bahasa asing adalah bahasa yang digunakan oleh orang
asing, yakni orang yang ada di luar lingkungan masyarakat dalam kelompok atau bangsa.

2.Tingkatan pengajaran bahasa arab sebagai bahasa asing

Dalam hal ini ada beberapa tingkatan diantaranya yaitu:

ط Tingkatan Guru sebagai contoh bahasa yang kedua dan contoh bagi masyarakat.
ط Tingkatan Guru sebagai bahasa yang kedua yang diajarkan dan tentang masyarakat. ط Tingkatan Guru sebagai contoh seorang pengajar.

3.Tingkatan pembelajaran bahasa Arab sebagai bahasa yang kedua

Ada beberapa pendapat tentang tingkatan pembelajaran bahasa arab ini yaitu:
ada pendapat yang membagi tingkatan ini menjadi enam tingkatan dengan ketentuan masa enam tahun yang di tempuh dalam dua marhalah yaitu marhalah ibtidaiyyah dan marhalah tsanawiyah. ada juga mereka yang membagi lima tingkatan. selain itu, ada pula pendapat yang menyatakan bahwa tingkatan ini di bagi menjadi empat, yaitu tingkatan ibtidaiyyah, tingkat wustho, tingkat mutaqoddam dan tingkat niha’i.






DAFTAR PUSTAKA




http://d-scene.blogspot.com/2011/06/pendekatan-dan-strategi-pembelajaran.html

Hermawan, Acep.Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab .Bandung :PT Remaja Rosdakarya
offset,2011
م2003 ,ﺎھ1424 ﻮﻜﺴ ﺴ ا,ﺎﻌﺑ ﻦ ﻘﻃﺎﻨﻟا ﺮ ﻐﻟ ﺔ ﺑﺮﻌﻟا ﺔﻐﻠﻟا ﺲ رﺪﺗ ﻖﺋاﺮﻃ ﺔﻤ ﻌﻃ ﺪﻤﺣأ يﺪﺷر ﺔﻗﺎﻨﻟا ﻞﻣﺎﻛ دﻮﻤﺤﻣ
BIMBINGAN DAN KONSELING


Pengertian Bimbingan
Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada individu dari seorang yang ahli,
namun tidak sesederhana itu untuk memahami pengertian dari bimbingan. Pengertian
tetang bimbingan formal telah diusahakan orang setidaknya sejak awal abad ke-20, yang
diprakarsai oleh Frank Parson pada tahun 1908. Sejak itu muncul rumusan tetang
bimbingan sesuai dengan perkembangan pelayanan bimbingan, sebagai suatu pekerjaan
yang khas yang ditekuni oleh para peminat dan ahlinya. Pengertian bimbingan yang
dikemukakan oleh para ahli memberikan pengertian yang saling melengkapi satu sama
lain.
Maka untuk memahami pengertian dari bimbingan perlu mempertimbangkan beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut :
“Bimbingan sebagai bantuan yang diberikan kepada individu untuk dapat memilih,mempersiapkan diri dan memangku suatu jabatan dan mendapat kemajuan dalam jabatan yang dipilihnya” (Frank Parson ,1951).

Frank Parson merumuskan pengertian bimbingan dalam beberapa aspek yakni bimbingan diberikan kepada individu untuk memasuki suatu jabatan dan mencapai kemajuan dalam jabatan. Pengertian ini masih sangat spesifik yang berorientasi karir.
“Bimbingan membantu individu untuk lebih mengenali berbagai informasi tentang dirinya sendiri” (Chiskolm,1959).

Pengertian bimbingan yang dikemukan oleh Chiskolm bahwa bimbingan membantu individu memahami dirinya sendiri, pengertian menitik beratkan pada pemahaman terhadap potensi diri yang dimiliki.
“Bimbingan merupakan kegiatan yang bertujuan meningkatkan realisasi pribadi setiap individu” (Bernard & Fullmer ,1969).

Pengertian yang dikemukakan oleh Bernard & Fullmer bahwa bimbingan
dilakukan untuk meningkatakan pewujudan diri individu. Dapat dipahami bahwa
bimbingan membantu individu untuk mengaktualisasikan diri dengan lingkungannya.




“Bimbingan sebagai pendidikan dan pengembangan yang menekankan proses belajar yang sistematik” (Mathewson,1969).

Mathewson mengemukakan bimbingan sebagai pendidikan dan pengembangan yang
menekankan pada proses belajar. Pengertian ini menekankan bimbingan sebagai bentuk
pendidikan dan pengembangan diri, tujuan yang diinginkan diperoleh melalui proses
belajar.
Dari beberapa pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh para ahli maka dapat
diambil kesimpulan tentang pengertian bimbingan yang lebih luas, bahwa bimbingan
adalah :

“Suatu proses pemberian bantuan kepada individu secara berkelanjutan dan sistematis, yang dilakukan oleh seorang ahli yang telah mendapat latihan khusus untuk itu, dimaksudkan agar individu dapat memahami dirinya, lingkunganya serta dapat mengarahkan diri dan menyesuaikan diri dengan lingkungan untuk dapat mengembangkan potensi dirinya secara optimal untuk kesejahteraan dirinya dan kesejahteraan masyarakat.

Fungsi Bimbingan dan Konseling adalah :
ط Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu konseli
agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya
(pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan pemahaman ini, konseli
diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal, dan
menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif.
ط Fungsi Preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk
senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya
untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli. Melalui fungsi ini,
konselor memberikan bimbingan kepada konseli tentang cara menghindarkan diri
dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya.
ط Adapun teknik yang dapat digunakan adalah pelayanan orientasi, informasi, dan
bimbingan kelompok. Beberapa masalah yang perlu diinformasikan kepada para
konseli dalam rangka mencegah terjadinya tingkah laku yang tidak diharapkan,
diantaranya : bahayanya minuman keras, merokok, penyalahgunaan obat-obatan,
drop out, dan pergaulan bebas (free sex).

ط Fungsi Pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih
proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk




menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan
konseli. Konselor dan personel Sekolah/Madrasah lainnya secara sinergi sebagai
teamwork berkolaborasi atau bekerjasama merencanakan dan melaksanakan
program bimbingan secara sistematis dan berkesinambungan dalam upaya
membantu konseli mencapai tugas-tugas perkembangannya. Teknik bimbingan
yang dapat digunakan disini adalah pelayanan informasi, tutorial, diskusi
kelompok atau curah pendapat (brain storming), home room, dan karyawisata.
ط Fungsi Penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat kuratif.
Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada konseli yang
telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun
karir. Teknik yang dapat digunakan adalah konseling, dan remedial teaching.
ط Fungsi Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu
konseli memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan
memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat,
keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini,
konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun di luar
lembaga pendidikan.
ط Fungsi Adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala
Sekolah/Madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan program
pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan
kebutuhan konseli. Dengan menggunakan informasi yang memadai mengenai
konseli, pembimbing/konselor dapat membantu para guru dalam memperlakukan
konseli secara tepat, baik dalam memilih dan menyusun materi
Sekolah/Madrasah, memilih metode dan proses pembelajaran, maupun menyusun
bahan pelajaran sesuai dengan kemampuan dan kecepatan konseli.
ط Fungsi Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu
konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara
dinamis dan konstruktif.
ط Fungsi Perbaikan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli
sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam berfikir, berperasaan dan bertindak
(berkehendak). Konselor melakukan intervensi (memberikan perlakuan) terhadap
konseli supaya memiliki pola berfikir yang sehat, rasional dan memiliki perasaan
yang tepat sehingga dapat mengantarkan mereka kepada tindakan atau kehendak
yang produktif dan normatif.
ط Fungsi Fasilitasi, memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan seimbang
seluruh aspek dalam diri konseli.




ط Fungsi Pemeliharaan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu
konseli supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang
telah tercipta dalam dirinya. Fungsi ini memfasilitasi konseli agar terhindar dari
kondisi-kondisi yang akan menyebabkan penurunan produktivitas diri.
Pelaksanaan fungsi ini diwujudkan melalui program-program yang menarik,
rekreatif dan fakultatif (pilihan) sesuai dengan minat konseli


Terdapat beberapa prinsip dasar yang dipandang sebagai fundasi atau landasan bagi pelayanan bimbingan. Prinsip-prinsip ini berasal dari konsep-konsep filosofis tentang kemanusiaan yang menjadi dasar bagi pemberian pelayanan bantuan atau bimbingan, baik di Sekolah/Madrasah maupun di luar Sekolah/Madrasah.
Prinsip-prinsip itu adalah:
ط Bimbingan dan konseling diperuntukkan bagi semua konseli. Prinsip ini berarti
bahwa bimbingan diberikan kepada semua konseli atau konseli, baik yang tidak
bermasalah maupun yang bermasalah; baik pria maupun wanita; baik anak-anak,
remaja, maupun dewasa. Dalam hal ini pendekatan yang digunakan dalam
bimbingan lebih bersifat preventif dan pengembangan dari pada penyembuhan
(kuratif); dan lebih diutamakan teknik kelompok dari pada perseorangan
(individual).
ط Bimbingan dan konseling sebagai proses individuasi. Setiap konseli bersifat unik
(berbeda satu sama lainnya), dan melalui bimbingan konseli dibantu untuk
memaksimalkan perkembangan keunikannya tersebut. Prinsip ini juga berarti
bahwa yang menjadi fokus sasaran bantuan adalah konseli, meskipun pelayanan
bimbingannya menggunakan teknik kelompok.
ط Bimbingan menekankan hal yang positif. Dalam kenyataan masih ada konseli
yang memiliki persepsi yang negatif terhadap bimbingan, karena bimbingan
dipandang sebagai satu cara yang menekan aspirasi. Sangat berbeda dengan
pandangan tersebut, bimbingan sebenarnya merupakan proses bantuan yang
menekankan kekuatan dan kesuksesan, karena bimbingan merupakan cara untuk
membangun pandangan yang positif terhadap diri sendiri, memberikan dorongan,
dan peluang untuk berkembang.
ط Bimbingan dan konseling Merupakan Usaha Bersama. Bimbingan bukan hanya
tugas atau tanggung jawab konselor, tetapi juga tugas guru-guru dan kepala
Sekolah/Madrasah sesuai dengan tugas dan peran masing-masing. Mereka bekerja
sebagai teamwork.
ط Pengambilan Keputusan Merupakan Hal yang Esensial dalam Bimbingan dan
konseling. Bimbingan diarahkan untuk membantu konseli agar dapat melakukan




pilihan dan mengambil keputusan. Bimbingan mempunyai peranan untuk
memberikan informasi dan nasihat kepada konseli, yang itu semua sangat penting
baginya dalam mengambil keputusan. Kehidupan konseli diarahkan oleh
tujuannya, dan bimbingan memfasilitasi konseli untuk memper-timbangkan,
menyesuaikan diri, dan menyempurnakan tujuan melalui pengambilan keputusan
yang tepat. Kemampuan untuk membuat pilihan secara tepat bukan kemampuan
bawaan, tetapi kemampuan yang harus dikembangkan. Tujuan utama bimbingan
adalah mengembangkan kemampuan konseli untuk memecahkan masalahnya dan
mengambil keputusan.
ط Bimbingan dan konseling Berlangsung dalam Berbagai Setting (Adegan)
Kehidupan. Pemberian pelayanan bimbingan tidak hanya berlangsung di Sekolah/Madrasah, tetapi juga di lingkungan keluarga, perusahaan/industri, lembaga-lembaga pemerintah/swasta, dan masyarakat pada umumnya. Bidang pelayanan bimbingan pun bersifat multi aspek, yaitu meliputi aspek pribadi, sosial, pendidikan, dan pekerjaan.

Keterlaksanaan dan keberhasilan pelayanan bimbingan dan konseling sangat ditentukan oleh diwujudkannya asas-asas berikut.
ط Asas Kerahasiaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menuntut
dirahasiakanya segenap data dan keterangan tentang konseli (konseli) yang
menjadi sasaran pelayanan, yaitu data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui oleh orang lain. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban penuh memelihara dan menjaga semua data dan keterangan itu sehingga kerahasiaanya benar-benar terjamin.
ط Asas kesukarelaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki
adanya kesukaan dan kerelaan konseli (konseli) mengikuti/menjalani
pelayanan/kegiatan yang diperlu-kan baginya. Dalam hal ini guru pembimbing
berkewajiban membina dan mengembangkan kesukarelaan tersebut.
ط Asas keterbukaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar
konseli (konseli) yang menjadi sasaran pelayanan/kegiatan bersifat terbuka dan
tidak berpura-pura, baik di dalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri
maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna
bagi pengembangan dirinya. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban
mengembangkan keterbukaan konseli (konseli). Keterbukaan ini amat terkait pada
terselenggaranya asas kerahasiaan dan adanya kesukarelaan pada diri konseli yang
menjadi sasaran pelayanan/kegiatan. Agar konseli dapat terbuka, guru
pembimbing terlebih dahulu harus bersikap terbuka dan tidak berpura-pura.




ط Asas kegiatan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar
konseli (konseli) yang menjadi sasaran pelayanan berpartisipasi secara aktif di
dalam penyelenggaraan pelayanan/kegiatan bimbingan. Dalam hal ini guru
pembimbing perlu mendorong konseli untuk aktif dalam setiap
pelayanan/kegiatan bimbingan dan konseling yang diperuntukan baginya.
ط Asas kemandirian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menunjuk pada
tujuan umum bimbingan dan konseling, yakni: konseli (konseli) sebagai sasaran
pelayanan bimbingan dan konseling diharapkan menjadi konseli-konseli yang
mandiri dengan ciri-ciri mengenal dan menerima diri sendiri dan lingkungannya,
mampu mengambil keputusan, mengarahkan serta mewujudkan diri sendiri. Guru
pembimbing hendaknya mampu mengarahkan segenap pelayanan bimbingan dan
konseling yang diselenggarakannya bagi berkembangnya kemandirian konseli.
ط Asas Kekinian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar objek
sasaran pelayanan bimbingan dan konseling ialah permasalahan konseli (konseli)
dalam kondisinya sekarang. Pelayanan yang berkenaan dengan “masa depan atau
kondisi masa lampau pun” dilihat dampak dan/atau kaitannya dengan kondisi
yang ada dan apa yang diperbuat sekarang.
ط Asas Kedinamisan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar
isi pelayanan terhadap sasaran pelayanan (konseli) yang sama kehendaknya selalu
bergerak maju, tidak monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai
dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu.
ط Asas Keterpaduan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar
berbagai pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan
oleh guru pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis, dan
terpadu. Untuk ini kerja sama antara guru pembimbing dan pihak-pihak yang
berperan dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling perlu terus
dikembangkan. Koordinasi segenap pelayanan/kegiatan bimbingan dan konseling
itu harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
ط Asas Keharmonisan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar
segenap pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling didasarkan pada dan
tidak boleh bertentangan dengan nilai dan norma yang ada, yaitu nilai dan norma
agama, hukum dan peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan kebiasaan yang
berlaku. Bukanlah pelayanan atau kegiatan bimbingan dan konseling yang dapat
dipertanggungjawabkan apabila isi dan pelaksanaannya tidak berdasarkan nilai
dan norma yang dimaksudkan itu. Lebih jauh, pelayanan dan kegiatan bimbingan
dan konseling justru harus dapat meningkatkan kemampuan konseli (konseli)
memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai dan norma tersebut.




ط Asas Keahlian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar
pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling diselenggarakan atas dasar
kaidah-kaidah profesional. Dalam hal ini, para pelaksana pelayanan dan kegiatan
bimbingan dan konseling hendaklah tenaga yang benar-benar ahli dalam bidang
bimbingan dan konseling. Keprofesionalan guru pembimbing harus terwujud baik
dalam penyelenggaraan jenis-jenis pelayanan dan kegiatan dan konseling maupun
dalam penegakan kode etik bimbingan dan konseling.
ط Asas Alih Tangan Kasus, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki
agar pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan
konseling secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan konseli (konseli)
mengalihtangankan permasalahan itu kepada pihak yang lebih ahli. Guru pembimbing dapat menerima alih tangan kasus dari orang tua, guru-guru lain, atau ahli lain ; dan demikian pula guru pembimbing dapat mengalihtangankan kasus kepada guru mata pelajaran/praktik dan lain-lain.







Tujuan pelayanan bimbingan ialah agar konseli dapat: (1) merencanakan kegiatan
penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupan-nya di masa yang akan datang;
(2) mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin;
(3) menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta
lingkungan kerjanya; (4) mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi,
penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja.

Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, mereka harus mendapatkan kesempatan untuk:
(1) mengenal dan memahami potensi, kekuatan, dan tugas-tugas perkem-bangannya, (2)
mengenal dan memahami potensi atau peluang yang ada di lingkungannya, (3) mengenal
dan menentukan tujuan dan rencana hidupnya serta rencana pencapaian tujuan tersebut,
(4) memahami dan mengatasi kesulitan-kesulitan sendiri (5) menggunakan
kemampuannya untuk kepentingan dirinya, kepentingan lembaga tempat bekerja dan
masyarakat, (6) menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan dari lingkungannya; dan
(7) mengembangkan segala potensi dan kekuatan yang dimilikinya secara optimal.

Secara khusus bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu konseli agar dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya yang meliputi aspek pribadi-sosial, belajar (akademik), dan karir.





1. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek pribadi-sosial konseli adalah:
• Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan
ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan pribadi,
keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, Sekolah/Madrasah, tempat kerja,
maupun masyarakat pada umumnya.
• Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain, dengan saling
menghormati dan memelihara hak dan kewajibannya masing-masing.
•Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara
yang menyenangkan (anugrah) dan yang tidak menyenangkan (musibah), serta
dan mampu meresponnya secara positif sesuai dengan ajaran agama yang dianut.
• Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif, baik
yang terkait dengan keunggulan maupun kelemahan; baik fisik maupun psikis.
• Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang lain.
• Memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan secara sehat
• Bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau menghargai orang lain,
tidak melecehkan martabat atau harga dirinya.
• Memiliki rasa tanggung jawab, yang diwujudkan dalam bentuk komitmen
terhadap tugas atau kewajibannya.
• Memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human relationship), yang diwujudkan
dalam bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan, atau silaturahim dengan
sesama manusia.
• Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah) baik bersifat
internal (dalam diri sendiri) maupun dengan orang lain.
• Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif.

2. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek akademik (belajar) adalah :
• Memiliki kesadaran tentang potensi diri dalam aspek belajar, dan memahami
berbagai hambatan yang mungkin muncul dalam proses belajar yang dialaminya.
• Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan membaca
buku, disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap semua pelajaran, dan
aktif mengikuti semua kegiatan belajar yang diprogramkan.
• Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.
• Memiliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti keterampilan
membaca buku, mengggunakan kamus, mencatat pelajaran, dan mempersiapkan
diri menghadapi ujian.




• Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan,
seperti membuat jadwal belajar, mengerjakan tugas-tugas, memantapkan diri
dalam memperdalam pelajaran tertentu, dan berusaha memperoleh informasi
tentang berbagai hal dalam rangka mengembangkan wawasan yang lebih luas.
• Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.

3. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek karir adalah :
• Memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat dan kepribadian) yang terkait
dengan pekerjaan.
• Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir yang menunjang
kematangan kompetensi karir.
• Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja. Dalam arti mau bekerja dalam bidang
pekerjaan apapun, tanpa merasa rendah diri, asal bermakna bagi dirinya, dan
sesuai dengan norma agama.
• Memahami relevansi kompetensi belajar (kemampuan menguasai pelajaran)
dengan persyaratan keahlian atau keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi
cita-cita karirnya masa depan.
• Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan cara mengenali
ciri-ciri pekerjaan, kemampuan (persyaratan) yang dituntut, lingkungan
sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan kerja.
• Memiliki kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan
secara rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai dengan minat,
kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial ekonomi.
• Dapat membentuk pola-pola karir, yaitu kecenderungan arah karir. Apabila
seorang konseli bercita-cita menjadi seorang guru, maka dia senantiasa harus
mengarahkan dirinya kepada kegiatan-kegiatan yang relevan dengan karir
keguruan tersebut.
• Mengenal keterampilan, kemampuan dan minat. Keberhasilan atau kenyamanan
dalam suatu karir amat dipengaruhi oleh kemampuan dan minat yang dimiliki.
Oleh karena itu, maka setiap orang perlu memahami kemampuan dan minatnya,
dalam bidang pekerjaan apa dia mampu, dan apakah dia berminat terhadap
pekerjaan tersebut.
• Memiliki kemampuan atau kematangan untuk mengambil keputusan karir.






 Ruang Lingkup Bimbingan dan Konseling
 Sesuai dengan pokok-pokok pengertian tersebut di atas, bimbingan dan konseling
di sekolah mempunyai ruang lingkup yang cukup luas. Ruang lingkup tersebut
dapat dilihat dan berbagai segi yaitu dan segi fungsi, sasaran, layanan, masalah.
 a. Segi fungsi
 Dilihat dan segi fungsinya ruang lingkup bimbingan dan konseling di sekolah
mencakup bimbingan dalam fungsi-fungsi (a) pencegahan, (b) pengembangan, (c)
penyaluran, (d) penyesuaian, dan (e) perbaikan. Penekanan prioritas pada fungsi-
fungsi tertentu pada umumnya didasarkan pada kemudahan-kemudahan yang
tersedia dan pada permasalahan yang dihadapi oleh siswa.
 b. Segi sasaran
 Dan segi sasarannya, bimbingan dan konseling di sekolah diperuntukkan bagi
seluruh siswa dengan tujuan agar siswa secara perseorangan mencapai
perkembangan optimal melalui kemampuan pengungkapan-pengenalan-
penerimaan diri dan lingkungan, pengambilan keputusan, pengarahan diri, dan
perwujudan diri. Dalam hal tertentu, sesuai dengan permasalahan yang dihadapi,
akan terdapat prioritas dalam sasaran bimbingan dan konseling tersebut.

Sasaran Bimbingan dan konseling
 Pada dasarya sasaran pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah ialah pribadi
siswa secara perseorangan. Ini tidaklah berarti bahwa pelayanan bimbingan dan
konseling bersifat individualistis yang mengutamakan kepentingan individu di
atas segala-galanya, melainkan bimbingan dan konseling mempunyai sasaran
mengembangkan apa yang terdapat pada diri tiap-tiap individu secara optimal
agar masing-masing individual dapat sebesar-besarnya berguna bagi dirinya
sendiri, lingkungannya, dan masyarakat pada umumnya. Dalam setiap
kegiatannya pelayanan bimbingan dan konseling, meskipun kegiatan itu berupa
kegiatan kelompok misalnya, berusaha untuk membina satu atau beberapa
kemampuan pribadi individu yang dibimbing itu dalam berbagai aspeknya, yaitu
aspek akademik, sosial, emosional, sikap, keterampilan dan sebagainya. Sasaran
bimbingan dan konseling ini secara konseling sebagai disebut terdahulu.
 Lebih khusus lagi, sasaran pembinaan pribadi siswa melalui pelayanan bimbingan
dan konseling meliputi tahap-tahap pengembangkan kemampuan-kemampuan (a)
pengungkapan, pengenalan, dan penerimaan diri; (b) pengenalan lingkungan; (c)
pengambilan keputusan; (d) pengarahan diri; dan (e) perwujudan diri.
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Semua makhluk hidup memerlukan energi. Energi diperoleh dari
makanan. Apakah makanan dalam tubuh makhluk hidup secara langsung
berubah menjadi energi yang siap digunakan untuk segala aktivitas hidup?
Jawabannya tentu saja tidak, karena bahan makanan dalam tubuh dapat
berubah menjadi energi apabila telah mengalami proses respirasi atau
pernapasan. Proses perubahan bahan makanan untuk mendapatkan energi
melalui pernapasan ada yang memerlukan oksigen (disebut dengan pernapasan
aerob), sedang yang tanpa menggunakan oksigen (disebut pernapasan
anaerob). Oksigen yang diperlukan berasal dari ligkungan untuk nantinya dibawa menuju sel-sel tubuh.
Semua makhluk hidup dalam, melakukan semua aktivitas hidupnya
membutuhkan energi. Manusia dapat hidup tanpa makanan dan minuman
selama beberapa hari, tetapi kita perlu bernapas setiap detiknya. Hanya sedikit
orang yang dapat bertahan hidup lebih dari lima menit tanpa bernapas.
Mengapa demikian? Karena bernapas merupakan salah satu ciri-ciri dari
makhluk hidup. Dengan adanya penjelasan di atas, maka penulis mengambil
judul paper yaitu “SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA”.

B. RUMUSAN MASALAH
Untuk mempermudah pembahasan dan terarah dalam pembahasan paper ini, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:




1









1. Bagaimana proses pernapasan pada manusia?
2. Gangguan apa saja yang terjadi pada pernapasan manusia?
3. Bagaimana cara pencegahan atau penanggulangan gangguan pada
pernapasan ?
C. TUJUAN PEMBAHASAN

Penulis membahas masalah ini mempunyai beberapa tujuan, yaitu:
1. Untuk mengetahui proses pernapasan pada manusia

2. Untuk mengetahui gangguan yang terjadi pada pernapasan pada manusia

3. Untuk mangetahui cara penanggulangan gangguan pada pernapasan
D. JENIS PENELITIAN
Dalam menyusun paper ini, penulis memilih jenis penelitian Library research yaitu mengambil dari buku-buku perpuatakaan yang ada kaitannya dengan pembahasan paper ini.
E. METODE PENGUMPULAN DATA
Adapun metode pengumpulan data yang penulis gunakan dalam paper ini adalah literatur, artinya dengan mengambil alih dari buku-buku yang ada kaitannya degan pembahasan paper ini.
F. METODE ANALISIS DATA
Metode analisis data yang penulis gunakan dalam penulisan paper ini adalah:
1. Metode deduktif
Yaitu suatu metode dimana penulis menggunakan uraian yang bersifat umum menjadi uraian yang bersifat khusus.




2









2. Metiode induktif
Yaitu suatu metode dimana penulis menggunakan uraian yang bersifat khusus menjadi uraian yang bersifat umum.
G. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Dalam karya tulis ini, penulis akan mengemukakan sistematika pembahasan yaitu sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab yang pertama ini berisi tentang: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan pembahasan, jenis penelitian, metode pengumpulan data, metode analisis data dan sistematika pembahasan.
BAB II :ALAT-ALAT PERNAPASAN PADA MANUSIA
Pada bab ini membahas tentang: pengertian pernapasan dan macammacam alat pernapasan pada manusia.
BAB III : SITEM PERNAPASAN PADA MANUSIA
Didalam bab ketiga ini yang dibahas adalah: proses pernapasan pada manusia, gangguan yang terjadi pada pernapasan manusia dan cara penanggulangan gangguan pada pernapasan.
BAB IV : PENUTUP
Pada bab keempat ini berisikan tentang: kesimpulan, saran-saran dan penutup.








3









BAB II

ALAT-ALAT PERNAPASAN PADA MANUSIA
A.Pengertian pernapasan
Pernapasan atau dalam bahasa latin disebut “respiration” adalah suatu proses yang menghasilkan energi yang diperlukanoleh kehidupan organisme dengan dengan memecah molekul yang kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana, terutama molekul gula sederhana diuraikan menjadi karbondioksida dan uap air serta energi.1)
Pernapasan disebut juga respirasi . Awalan re berarti pengulangan,
sedangkan spirasi mencakup 2 kegiatan, yaitu inspirasi (menarik napas) dan ekspirasi (menghembuskan napas). Jadi, pernapasan atau respirasi adalah suatu peristiwa pengulangan inspirasi dan ekspirasi secara terus menerus selama individu itu hidup. 2)
Dengan demikian, pengertian pernapasan adalah suatu proses pengambilan
udara untuk dibawa masuk kedalam paru-paru dan mengeluarkan gas sisa ke
udara bebas. Serta menghasilkan energi yang diperlukan oleh kehidupan
organisme dan proses ini terjadi terus-menerus selama individu itu hidup.
B. Alat-alat Pernapasan
Macam-macam alat pernapasan dan peranannya, dijelaskan sebagai berikut:
1. Hidung
Hidung adalah alat pernapasan yang paling luar sehingga merupakan alat
pernapasan pertama yang dilalui udara. Hidung terdiri dari bagian lubang




4





hidung, rongga hidung, dan ujung rongga hidung. Pada rongga hidung
terdapat rambut-rambut hidung dan selaput lendir. Guna rambut tersebut untuk
menangkap dan menyaring partikel di udara yang masuk ketika bernapas,
sedangkan selaput lendir berfungsi untuk menangkap partikel yang lolos
melewati rambut rongga hidung, membasahi (melembabkan) udara yang
masuk, dan menghangatkan udara sehingga sesuai dengan panas tubuh kita.
Selain sebagai alat pernapasan, hidung juga berfungsi sebagai indra pembau.
2. Faring
Fairng merupakan daerah persilangan saluran makanan (esofagos) dan saluran respirasi (trakea). Faring merupakan ruang dibelakang rongga hidung. Pada faring terdapat tiga daerah bagian yaitu Nasofaring (daearh faring yang membuka ke daerah rongga hidung, diatas langit-langit lunak), Orofaring (daearah faring yang membuka ke arah rongga mulut), dan Laringofaring (daearah faring yang membuka ke arah faring). Selanjutnya udara dari faring diteruskan masuk ke faring.
3. Laring
Laring merupakan kotak suara yang terletak di pangkal tenggorokan
(dibawah faring). Laring tersusun atas tulang rawan yang berupa kepingan dan
berfungsi untuk menyalurkan udara dari faring ke trakea. Pada bagian atas
laring terdapat katup (disebut epiglotis) yang berguna untuk mencegah
makanan atau air masuk kesaluran pernapasan. Laring disebut juga kotak
suara karena laring mempunyai pita suara. Pita suara dibentuk oleh ligamen






5





elastis yang dapat bergetar saat udara yang melewatinya, sehingga menghasilkan udara.
4.Trakea
Trakea merupakan saluran berbentuk tabung dengan diameter sekitar 2,5
cm dan panjang 11 cm. Saluran ini tersusun atas otot polos dan tersusun atas
20 tulang rawan berbentuk gelang atau cincin yang kuat, tetapi fleksibel.
Tulang rawan pada trakea berfungsi untuk mencegah terjadinya pengempisan
yang dapat mengganggu masuknya udara dan menjaga kekuatan trakea selama
menarik napas. Dinding trakea tersusun atas tiga lapisan. Lapisan luar terdiri
atas jaringan ikat, lapisan tengah terdiri atas otot polos dan cincin tulang
rawan sedangkan lapisan terdalam terdiri atas jaringan epitellium bersilia.
Jaringan epitel ini menghasilkan banyak lendir, yang berguna untuk
menangkap dan mengembalikan benda-benda asing ke hulu saluran pernapasan sebelum masuk ke paru-paru bersama udara pernapasan.
5.Bronkus
Bronkus merupakan cabang tenggorokan yang jumlahnya sepasang. Yang
satu menuju ke paru-paru kanan dan yang satu menuju ke paru-paru kiri.
Bronkus kanan lebih pendek dan berdiameter lebih besar dari pada bronkus
kiri. Bronkus kanan bercabang ke dalam tiga lobus (gelambir) paru-paru,
sedangkan bronkus kiri bercabang kedalam dua gelambir. Dinding bronkus
tersusun atas lapisan jaringan ikat, lapisan otot polos, dan cincin tulang rawan,
serta lapisan jaringan epitel. Setiap bronkus terdiri atas lempengan tulang
rawan.




6









6.Bronkiolus
Bronkiolus merupakan cabang dari bronkus, dindingnya lebih tipis, dan
salurannya lebih kecil. Cincin tulang rawan yang menyusunnya semakin tipis,
dan lingkarannya tidak sempurna, serta sel-sel epitel bersilia berubah menjadi
sisik epitel. Bronkiolus bercabang-cabang menjadi saluran halus yang akan masuk ke dalam alveolus (jamak dari alveoli) atau gelembung paru-paru.
7. Alveolus
Alveolus merupakan saluran akhir pernapasan yang berupa gelembunggelembung udara. Dinding alveolus tipis, setebal selapis sel lembab, dan berlekatan erat dengan kapiler-kepiler darah. Dinding alveolus yang tipis dan lembab ini mempermudah udara pernapasan untuk melaluinya. Pada bagian alveolus inilah, pertukaran O2 dari udara bebas ke sel-sel darah dan CO2 dari sel-sel darah ke udara bebas terjadi.
8. Paru-paru
Paru-paru merupakan alat respirasi utama pada manusia.Paru-paru terletak di
dalam rongga dada, bagian bawah dibatasi oleh otot diafragma. Paru-paru
merupakan himpunan dari bronkiolus, saccus alveolaris, dan alveolus. Paru-
paru kanan memiliki tiga gelambir (lobus) sedangkan paru-paru kiri memiliki
dua gelambir. Bagian luar paru-paru diselubungi oleh dua selaput pelindung
yang disebut pleura. Pleura mempunyai struktur rangkap yang merupakan
kantong tertutup. Diantara kedua selaput tersebut berisi cairan limfe yang
berfungsi melindungi paru-paru dari gesekan ketika mengembang dan
mengempis. Mengembang dan mengempisnya paru-paru disebabkan adanya




7





perubahan tekanan dalam rongga dada. Di dalam paru-paru terdapat bronkiolus (anak cabang batang tenggorokan) dan alveolus (gelembung paruparu) yang memiliki ciri-ciri diantaranya berdinding elastis, banyak kapiler darah dan tempat terjadinya pertukaran O2danCO2.










































8









BAB III

SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA
A. Mekanisme pernapasan pada manusia
Selama bernapas, udara dari hidung mengalir ke dalam paru-paru dan selanjutnya udara bergerak ke luar dari paru-paru. Paru-paru manusia termasuk paru-paru isap, karena udara secara pasif (tidak langsung). Udara dapat masuk dan keluar dari tubuh melalui pergerakan antar tulang rusuk dan otot-otot diafragma yang mengubah volume rongga dada.
Aktivitas bernapas dapat berlangsung melalui dua fase, yaitu inspirasi dan ekspirasi. Inspirasi (inshalase), adalah proses pengambilan udara dari atmosfer sehingga dari udara masuk ke paru-paru. Sedangkan ekspirasi (ekshalase), adalah proses pengeluaran udara dari paru-paru. Adapun proses inspirasi dan ekspirasi yang lebih jelas adalah sebagai berikut:
1.Inspirasi
Pada saat inspirasi, diafragma dan otot antar tulang rusuk mengerut menarik tulang-tulang rusuk ke atas sehingga sangkar rusuk mengembang. Pada waktu sangkar rusuk mengembang, diafragma mengerut ke bawah. Akibatnya, rongga dada akan mengembang. Peningkatan volume rongga dada menyebabkan tekanan udara di paru-paru berkurang, sehingga paru-paru mengembang dan udara masuk melalui rongga hidung, batang tenggorokan, dan akhirnya ke paru-paru.








9









2.Ekspirasi
Pada saat ekspirasi, otot antar tulang rusuk yang sebelumnya mengerut
menjadi kendur (relaksasi) sehingga tulang rusuk sedikit menurun. Pada saat
bersamaan, diafragma mengendur keukuran semula dan ditekan ke atas oleh
bagian perut. Pergerakan tulang-tulang rusuk dan diafragma tersebut
menyebabkan penyempitan rongga dada. Penyempitan rongga dada
menyebabakan pengurangan volume rongga dada dan peningkatan tekanan
udara di paru-paru. Akibatnya, udara terdorong keluar dari paru-paru.
Dalam keaadan istirahat setelah ekspirasi, kedudukan diafragma melengkung atau menjorok ke atas. Karena otot-otot diafragma dalam keadaan mengendur.
B. Gangguan pernapasan pada manusia dan cara penanggulangannya
Ada beberapa penyakit yang disebabkan oleh gangguan pernapasan, diantaranya:
1. Asma
Asma merupakan suatu keadaan dimana saluran napas mengalami penyempitan karena hiperaktif terhadap rangsangan tertentu, yang menyababkan peradangan. Penyempitan ini bersifat sementara, pesakit asma mungkin mengalami pernapasan bersiul (wheezing), sesak napas dan sukar untuk bernapas. Ketika otot mengejang, saluran udara mengecil dan menghalang pernapasan. Apabila ini terjadi, paru-paru akan kekurangan udara, akibatnya pesakit akan pingsan.






10









Gejala utama (cardinal symtom) asma adalah pernapasan bersiul
(wheez) menunjukkan saluran udara tersekat. Batuk, kadang kala dengan kehadiran lendir jernih (clear sputum). Serangan bisa berlangsung selama beberapa menit atau bisa berlangsung sampai beberapa jam bahkan selama beberapa hari.
Gejala awal pada anak-anak bisa berupa rasa gatal di dada atau di
leher, batuk kering di malam hari atau ketika melakukan olah raga. Pada
saat serangan yang sangat berat, penderita menjadi sulit untuk berbicara,
karena sesaknya sangat hebat. Kebingungan, letargi (keadaan kesadaran
yang menurun, dimana penderita seperti tidur lelap, tetapi dapat
dibangunkan sebentar kemudian segera tertidur kembali) dan sianosis
(kulit tampak kebiruan) merupakan pertanda bahwa persediaan oksigen
penderita sangat terbatas dan perlu segera dilakukan pengobatan.
Meskipun telah mengalami serangan yang berat, biasanya penderita akan
sembuh sempurna.
Suatu serangan asma harus mendapatkan pengobatan sesegera
mungkin untuk membuka saluran pernapasan. Obat yang digunakan untuk
mencegah juga dapat digunakan untuk mengobati asma, tetapi dalam dosis
yang lebih tinggi atau dalam bentuk yang berbeda. Pada serangan asma
yang berat biasanya kadar oksigen darahnya rendah, sehingga diberikan
tambahan oksigen. Jika terjadi dehidrasi, mungkin perlu diberikan cairan
intravena (melalui pembuluh darah). Jika diduga terjadi infeksi, maka
diberikan antibiotik. Selama suatu serangan asma yang berat, dilakukan:




11









a). Pemeriksaan kadar oksigen dan karbon dioksida dalam darah.
b). Pemeriksaan fungsi paru-paru (biasanya dengan spirometer atau
peak flowmeter)
c). Pemeriksaan rontgen dada
Serangan asma dapat dicegah jika faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindari. Serangan yang dipicu oleh olah raga bisa dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olah raga.
2. Tuberkulosis (TBC)
TBC yaitu penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis, tandanya terbentuk bintik-bintik kecil pada dinding alveolus.
Gejala yang bisa menjadi pertanda seorang anak menderita TBC
adalah tidak hanya batuk saja, tetapi juga disertai dengan demam dan
diare. Untuk mengetahui si anak menderita TBC atau tidak, anak tersebut
minimal harus memiliki tiga dari sepuluh gejala TBC yang harus dicurigai,
antara lain :
a) Batuk tiga minggu atau lebih yang bukan karena asma atau gangguan
perapasan lainnya.
b) Demam yang lama.

c) Berat badan tidak naik atau bahkan turun.
d) Hasil foto rontgen menunjukkan tanda-tanda TBC.
e) Setelah divaksinasi BCG dalam waktu 3-7 hari, timbul reaksi hebat
misalnya, di tempat suntikan menjadi kemerah-merahan.
f) Ibu memiliki tes BTA (basil tahan asap) yang positif.




12









g) Adanya TBC kulit (seperti koreng yang kronik dan tak kunjung
sembuh).
h) Kadang dimata ada merah, lalu ada bintik putih.

i) Adanya pembesaran kelenjar getah bening di leher.
j) Pada TBC, biasanya kelenjar yang membasar akan berderet atau lebih
dari satu
Perlu diketahui, kasus TBC pada anak diindonesia cukup banyak yaitu
sakitar 20% dari seluruh kasus TBC. Diperkirakan terdapat 583.000 kasus
baru TBC setiap tahunnya. Di seluruh dunia, TBC dapat membunuh
100.000 anak setiap tahunnya. Anak-anak juga paling rentan menderita
TBC berat, yang menyerangn otak dan medula spinalis. Mungkin karena
sulit terdeteksi, kasus TBC pada anak seringkali tidak diperhatikan. Anak
penderita TBC yang datang kerumah sakit umunya sudah mengalami TBC
yang berat, meluas dan sudah menyerang ke selaput otak. Untuk mencegah
TBC pada anak, perlu dilakukan vaksinasi BCG sejak bayi. Namun,
apabila vaksinasi itu dilakukan ketika sianak masih berusia 2-3 bulan
maka harus dilakukan tes Mantoux terlebih dahulu. Jika tes Mantoux itu
hasilnya negatif, baru boleh diberikan vaksinasi BCG, hal itu justru akan
memberatkan penyakitnya. Namun, Vaksinasi BCG tidak menjamin 100%
si anak akan terhindar dari penyakit TBC. Hal itu disebabkan karena kasus
TBC di indonesia masih banyak, sehingga kuman penyebab TBC (yaitu
Micobacterium tuberculosis) banyak tersebar dimana-mana. Selain itu, tes
Mantoux yang positif juga bukan jaminan bahwa si anak menderita TBC.




13





Jika tes Mantoux positif namun tidak disertai dengan minimal dua gejala
lainnya, belum tentu anak tersebut menderita TBC aktif. Selain itu, anak
yang tes Mantoux-nya positif menunjukkan bahwa ia sudah terpapar basil
Tuberculosis, tapi kadang-kadang kondisi klinisnya baik. Pengobatan TBC
pada anak adalah sekitar enam bulan, sama seperti halnya TBC pada orang
dewasa. Biasanya hasilnya sudah terlihat setelah si anak minum obat
selama dua bulan. Namun pengobatan TBC harus tetap dikonsultasikan
pada dokter spesialis agar diperoleh hasil pengobatan yang tepat dan
benar.
3. Tonsilitis
Tonsilitis adalah infeksi amandel yang berlokasi di belakang
tenggorokan. Pada tahap awal masa kanak-kanak tonsil menangkap
“infeksi” mengambil sampel dari lingkungan untuk membentuk
kekebalannya. Amandel yang sehat tidak terinfeksi. Seringnya sakit
tenggorokan mengindikasikan bahwa infeksi tidak sepenuhnya
tereliminasi dari antara infeksi-ifeksi . Radang tonsil atau tonsilitis bisa
disebabkan oleh bakteri, virus maupun jamur. Bakteri penyebab umumnya
streptokok, pneumokok, atau stapilokok. Virus yang bisa menyebabakan
radang tonsil antara lain virus influinza atau virus dengue. Radang tonsil
dicirikan dengan keadaan tonsil yang merah dan bengkak.Kadang-kadang
pada tonsil ada bintik-bintik atau diselimuti lapisan putih. Penderita
mangalami demam dan sulit menelan. Kondisi itu sering disertai dengan
gejala flu, sakit kepala dan sakit perut. Pada bulatan-bulatan jaringan limfe




14





di tonsil yang membengkak sering terselip sisa makanan dan kuman
sehingga menimbulkan bau mulut tidak enak. Pada anak-anak pembesaran
tonsil biasanya diikuti pembesaran adenoid (kelenjar limfe yang terletak di
belakang hidung, di bagian atas belakang langit-langit lunak). Sedangkan
pada orang dewasa, tonsil yang membengkak bisa menempel pada langit-
langit lunak sehingga menutup jalan napas. Akibatnya, penderita
mengorok dan mengalami sleep apnea (berhenti napas sejenak saat tidur).
Sleep apnea menyebabkan jumlah oksigen yang beredar dalam tubuh
berkurang sehingga jantung bekerja lebih keras. Hal ini jika berlangsug
berkepanjangan bisa memicu serangan jantung atau stroke. Selain itu,
kekurangan oksigen menyebabkan penderita terus menerus mengantuk
sehingga prestasi atau produksivitasnya menurun. Infeksi berulang pada
tonsil menyababkan batuk, pilek menyebabkan infeksi pada tonsil. Tonsil
yang meradang bisa menjadi sumber infeksi pada organ lain. Penyebab
radang tonsil adalah kurangnya daya tahan tubuh akibat gangguan gizi
atau lingkungan yang rawan infeksi, misalnya kotor atau banyak orang
dengan infeksi di sekitar anak. Pada penyakit ini membutuhkan perawatan
khusus.
Pada tonsilitis akut yang disebabkan oleh virus, perbaikan kondisi
tubuh lewat pemberian makanan bergizi serta istirahat cukup bisa
menyehatkan penderita. Kalau diperlukan, penderita diberi obat penurun
panas dan anti nyeri. Pada radang tonsil akibat bakteri, penderita harus
diberi antibiotik. Sedangkan pada tonsilitis akibat jamur diberikan anti




15





jamur. Mengingat tonsil merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh,
tonsil yang membesar tidak harus selalu dibuang kecuali jika menjadi
sumber infeksi atau mengganggu secara mekanik proses menelan dan
bernapas. Operasi pembuangan tonsil secara konvensional dilakukan
menggunakan pisau bedah, cara lain menggunakan laser, bisa juga
menggunakan koblasi elektronik. Namun cara tersebut tetap menyisakan
luka terbuka yang memerluakan waktu sekitar satu sampai dua minggu
untuk sembuh. Cara terbaru adalah somnoplasty (menggunakan frekuensi
radio). Menurut situs universitas standford yang membahas tentang sleep
apnea, pada prosedur ini tonsil yang membesar ditusuk jarum yang
dihubungkan dengan generator frekuensi radio. Jaringan dalam tonsil
kemudian dipanaskan selama sekitar setengah jam sehingga mengecil.
Prosedur yang diperkenalkan di dunia tahun 1998 dan telah dilakukan
setahun belakangan di indonesia ini tidak menimbulkan pendarahan dan
tidak sakit. Menurut soekirman, dalam dua minggu tonsil akan mengecil
30-40 persen.
4. Epiglotis
Epiglotis adalah penyakit tenggorokan langka dan berbahaya yang disebabkan oleh bakteri yang menyerang bagian atas dari laring (kotak suara). Waspadailah ketika ada rasa sakit pada saat menelan (menyebabkan keluarnya air liur), lesulitan dalam berbicara (pengucapan ketika menggumam), kesulitan dalam bernapas, pasien harus secepatnya mencari bantuan kesehatan.




16





Sakit tenggorokan ringan yang dihubungkan dengan gejala demam atau flu dapat ditanggulangi dengan ramuan berikut:
a. Perbanyak minum

b. Teh hangat dengan madu
c. Gunakan steamer atau pembersih udara di dalam kamar
d. Kumur dengan air garam yang hangat beberapa kali sehari: ¼
sdt garam untuk ½ gelas air.
5. Bronkitis
Bronkitis adalah sejenis keradangan pada saluran pernapasan di dalam paru-paru. Terdapat dua bentuk bronkitis:
a. Bronkitis akut (berakhir dalam masa tiga hari hingga tiga minggu)
Gejala: batuk berdahak, demam ringan, sakit tekak, sakit otot dan
lesu.
b. Bronkitis kronik (berakhir hingga tiga bulan dan bisa mencapai dua
tahun).
Gejala: penyebab utamanya adalah merokok.
Bronkitis selalu disebabkan oleh virus atau bakteria dan diburukkan
lagi oleh pencemaran udara, termasuk asap kimia. Bronkitis bisa menjadi
kronik terutama dikalangan mereka yang merokok atau bekerja di kawasan
udara tercemar. Apabila bahan-bahan pencemar ini dihisap ke dalam paru-
paru secara terus menerus, ia akan mengganggu saluran pernapasan, lalu
mengakibatkan keradangan dan pengeluaran mukus yang berlebihan.
Bronkitis dapat dicegah dengan cara:




17









a) .Berhenti merokok dan jauhkan diri dari asap rokok.
b) Jauhi dari pada pencemaran udara dan bahan-bahan kimia tertentu jika anda mudah mendapat bronkitis.
c) . Pakailah topeng keselamatan atau alat-alat perlindungan lain jika anda berada di tempat yang tercemar udaranya.








































18









BAB IV

PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari semua penjelasan yang telah diuraikan, maka penulis dapat
mengambil kesimpulan:
1. Proses pernapasan pada manusia meliputi dua
a. Inspirasi
Pada saat inspirasi, diafragma dan otot antar tulang rusuk mengerut menarik tulang-tulang rusuk ke atas sehingga sangkar rusuk mengembang.
b. Ekspirasi
Pada ekspirasi otot antar tulang rusuk yang sebelumnya mengerut menjadi kendor atau relaksasi sehingga tulang-tulang rusuk sedikit menurun.
2. Gangguan pernapasan dan penanggulangan pada manusia antara lain:
a. Asma
Asma merupakan suatu keadaan dimana saluran napas mengalami penyempitan karena hiperaktifitas terhadap rangsangan tertentu. Gejala utama asma adalah pernapasan bersiul menunjukkan saluran udara tersekat, batuk kadang kala dengan kehadiran lendir jernih. Serangan asma dapat dicegah jika faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindari. Serangan yang dipicu oleh olah raga bisa dihindari dengan minum obat sebelum olah raga.




19









b. Tuberkulosis atau TBC
TBC yaitu penyakit paru-paru yang disebabkan oleh microbakterium tuberculosis. Tandanya terbentuk bintik-bintik kecil pada dinding alveoli. Untuk mencegah TBC pada anak perlu dilakukan vaksinasi BCG sejak bayi namun pengobatan BCG harus tetap dikonsultasikan pada dokter spesialis agar diperoleh hasil pengobatan yang cepat dan benar.
c. Tonsilitis
Tonsilitis adalah infeksi amandel yang berlokasi di belakang tenggorokan. Penyebab radang tonsil adalah kurangnya daya tahan tubuh akibat gangguan gizi atau lingkungan yang rawan infeksi, misalnya kotor atau banyak orang dengan infeksi di sekitar anak. Cara terbaru untuk menghilangkan tonsil adalah menggunakan frekuensi radio.
d. Epiglotis
Epiglotis adalah penyakit tenggorokan langka dan berbahaya yang disebabkan oleh bakteri yang menyerang bagian atas dari laring. Sakit tenggorokan ringan yang dihubungkan dengan gejala demam atau flu dapat ditanggulangi dengan ramuan berikut:
1. perbanyak minum.

2. teh hangat dengan madu.

3. gunakan teamer atau pembersih udara di dalam ruangan.
4. kumur dengan air garam yang hangat beberapa kali sehari.




20









5. makan obat penghilang rasa sakit.
e. Bronkitis
Bronkitis adalah sejenis radangan pada saluran pernafasan di dalam paru-paru. Terdapat dua bentuk bronkitis yaitu bronkitis akut dan bronkitis kronik. Pencegahannya:
1. Berhenti merokok dan jauhkan diri dari asap rokok.
2. Jauhi daripada pencemaran udara dan bahan-bahan kimia
tertentu jika anda mudah mendapat bronkitis.
3. Pakailah topeng keselamatan atau alat-alat perlindungan lain
jika anda berada di tempat yang tercemar udaranya.
B. Saran-saran
Setelah penulis mengamati uraian di atas, maka penulis mempunyai saransaran bagi pembaca antara lain:
1. Sebaiknya kita harus memperhatikan kesehatan kita. Karena
kesehatan itu mahal harganya dan sehat itu indah.

2. Jika kita mempunyai masalah dengan alat-alat pernapasan, maka
janganlah dianggap remeh. Jika kita berada di tempat yang banyak polusi, sebaikknya menggunakan masker atau penutup hidung.
C. Penutup
Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat, taufik, hidayah serta inayahnya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan paper yang sederhana ini. Penulis juga menyadari
bahwasanya paper ini masih jauh dari kesempurnaan. Dikarenakan




21





keterbatasan kemampuan penulis, maka penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca, demi kesempurnaan penulis dimasa mendatang.
Akhirnya penulis hanya dapat berdoa kepada Alloh SWT, semoga paper ini bermanfaat bagi penulis khususnya, bagi pembaca umunya. Amiin ya robbbal ‘alamin.






































22