Senin, 10 Oktober 2011

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah
Walaupun dianggap sebagai bahasa asing oleh bangsa Indonesia, bahasa arab tidak
asing di telinga mereka, terutama umat islam. Sayangnya, sebagian besar mereka masih
beranggapan bahwa bahasa arab hanyalah bahasa agama sehingga perkembangannya
terbatas di lingkungan kaum muslimin yang memperdalam ilmu-ilmu agama. Hanya
lingkungan kecil saja yang menyadari betapa bahasa Arab merupakan bahasa
multidimensi yang digunakan oleh para cendekiawan dalam memproduksi karya-0karya
besar diberbagai bidang disiplin ilmu seperti sejarah, filsafat, matematika, fisika, sastra,
dan lain-lain. Kalau saja umat islam dan umat lainnya mau melihat sejarah masa lalu, saat
spirit keilmuan di abad pertengahan memuncak, tentu akan mengetahui bahwa bahasa
Arab adalah bahasa yang pertama kali menjaga dan mengembangkan sains dan teknologi.
Karena itu, tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa bahasa Arab merupakan peletak
dasar pertumbuhan ilmu pengetahuan modern yang berkembang cepat dewasa ini. Dan
harus disadari bahwa bahasa Arab memang memiliki karakteristik dan tingkat kesulitan
yang berbeda dengan bahasa yang lain. Kenyataan ini menuntut adanya guru yang
memiliki kualifikasi dengan tingkat keuletan, ketelatenan dan kesabaran yang tinggi.
Melihat karakter tersebut, guru hendaknya menggunakan pendekatan yang lebih
kontekstual, dan dapat menjadi acuan dalam menentukan langkah pembelajaran yang
sesuai dengan karakter materi maupun kondisi peserta didik. Sesulit apapun, sebenarnya
materi dapat disampaikan dengan baik jika ditopang oleh pendekatan dan strategi yang
tepat. Terkait dengan hal itu, terdapat beberapa pendekatan dalam pembelajaran bahasa
Arab yang dapat meningkatkan efektivitas guru dalam melakukan transformasi, di
antaranya pendekatan kemanusiaan (humanistic approach), pendekatan berbasis media
(media based approach), pendekatan mendengar-mengucapkan (aural oral approach),
pendekatan analisis dan nonanalisis (analitycal and unanalitycal approach), dan
pendekatan komunikatif (communicative approach).1




1.http://d-scene.blogspot.com/2011/06/pendekatan-dan-strategi-pembelajaran.html







B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengertian bahasa asing?
2. Bagaimana tingkatan pembelajaran bahasa arab sebagai bahasa asing?
3. Bagaimana tingkatan pembelajaran bahasa arab sebagai bahasa kedua?






BAB II

PEMBAHASAN



A.Pengertian Bahasa Asing
Bahasa asing atau al-lughoh al- ajnabiyyah dalam bahasa arab da foreign language dalam bahasa inggris secara umum adalah bahasa yang digunakan oleh orang asing. Pengertian asing seperti dijelaskan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah orang atau sesuatu yang berasal dari luar negeri atau luar lingkungan. Pengertian ini menggambarkan bahwa bahasa asing adalah bahasa yang dipakai oleh orang luar negeri atau luar pribumi. Lebih jelas lagi, seorang linguis kawakan sri utari subyakto- nababan mengambarkan bahwa bahasa asing adalah bahasa yang digunakan oleh orang asing, yakni orang yang ada di luar lingkungan masyarakat dalam kelompok atau bangsa. lebih lanjut nababan menjelaskan, dari sudut pemerolehan bahasa terbagi ke dalam tiga kategori, yaitu; bahasa ibu atau bahasa ke satu, bahasa ke dua, dan bahasa asing.
bahasa ibu adalah bahasa yang diperoleh seseorang pertama kali di keluarga sehingga oleh brown disebut sebagai bahasa pertama. kadang-kadang bahasa ini diidentifikasi sebagai bahasa asli ( al-lughoh al-ashliyah) atau bahasa keluarga ( al-lughoh al-ahliyah), karena bahasa itulah yang pertama kali digunakan oleh seseorang di rumah tangga. misalnya bahasa sunda, jawa dan sebagainya
sementara itu bahasa kedua( al-lughoh al-tsaniyah) adalah bahasa yang diperoleh setelah bahasa ibu dan biasanya digunakan dalam pergaulan dimasyarakat. nababan menyebutnya sebagai bahasa yang digunakan oleh masyarakat secara umum. misalnya bahasa indonesia yang digunakan sebagai bahasa pergaulan oleh masyarakat umum di indonesia
dari kategori bahasa kesatu dan kedua diatas dapat dijelaskan bahwa bahasa asing ( al-lughoh al-ajnabiyah) adalah bahasa yang digunakan diluar keluarga dan masyarakat secara umum. misalnya bahasa arab, inggris, jerman dan sebagainya bagi orang indonesia.
khusus bahasa arab di indonesia, jika kita melihat gejala penggunaannya dimasyarakat, bisa
jadi sebagai bahasa asing atau bahasa kedua. bagi lingkungan atau masyarakat umumnya
bahasa arab adalah bahasa asing, karena bukan merupakan bahas apergaulan sehari-hari. hal
ini dapat kita lihat di sekolah-sekolah islam umumnya mulai dari taman kanak-kanak sampai




perguruan tinggi. bahasa arab di posisikan sebagai bahasa asing,termasuk kedudukannya dalam kurikulum. hal lain yang dapat dijadikan indikator keasingannya di sekolah-sekolah adalahbahwa bahasa arab tidak digunakan sebagai bahasa pengantar pelajaran, tetapi sebagai materi pelajaran.
akan tetapi jika kita melihat lingkungan atau lembaga pendidikan khusus separti pondok pesantren modern bahasa biasa digunakan sebagai alat komunikasi sehari-hari bahkan digunakan sebagai pengantar pelajaran dan bukan sebagai materi pelajaran. maka dalam posisi ini bahasa arab bukan lagi sebagai bahasa asing namun sebagai bahasa kedua
meskipun demikian, bahasa arab dalam pandangan pemerintah adalah bahasa asing. hal ini terbukti misalnya dalam peraturan menteri agama RI nomor 2 tahun2008 tentang standar kompetensi dan standar isi pendidikan agama islam dan bahasa arab. dalam peraturan tersebut dikatakan bahwa tujuan mata pelajaran bahasa arab adalah :
1. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa arab baik lisan maupun
tulis, yang mencakup empat kecakapan berbahasa yakni menyimak, berbicara,
membaca dan menulis.
2. Menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya bahasa arab sebagai salah satu bahsa
asing untuk menjadi alat utama belajar, khususnya dalam mengkaji sumber-sumber
ajaran islam.
3. Mengembangkan pemahaman tentang saling keterkaitannya antara bahasa dan budaya
serta memperluas cakrawala budaya. dengan demikian peserta didik diharapkan
memiliki wawasan lintas buaya dan melibatkan diri dalam keragaman budaya.2



B. Tingkatan Pembelajaran Bahasa Arab Sebagai Bahasa Asing
Dalam hal ini Tingkatan terdiri dari unsur positif dan negatif yang di pakai
seseorang untuk memastikan sesuatu, dan dari ketetapan tersebut bisa untuk
menguatkan atau menolak sebuah tema. perbedaan bentuk-bentuk jalan yang di
datangkannya didepan tema yang berlawanan terhadab sesuatu bentuk yang
diletakkan dimuka tema ini, banyak pelajaran yang telah menetapkan bahwasannya
pandangan permainan berperan penting didalam pembelajaran bahasa yang ke dua.


2 .Acep.Hermawan,Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Bandung :PT Remaja Rosdakarya offset,2011),55-57




dan dari kemungkinan pandangan tersebut pandangan bisa di bedakan menjadi beberapa macam:

1. Tingkatan Guru sebagai contoh bahasa yang kedua dan contoh bagi masyarakat:
Sesungguhnya tingkatan guru sebagai kepercayaan dalam mempelajar kebahasaan dan
kesulitan yang menimpanya dan memberi pengaruh besar didalam mempelajari
bahasa ini, tidak hanya itu saja didalam persamaannya bisa menghasilkan pelajaran
baginya dan akan tetap didalam pemilihannya, mengikuti pelajarannya dan
kepentingan kepadanya hal itu bisa menguatkan sesuatu yang terjadi dari golongan
amerika latin.
2. Tingkatan Guru sebagai bahasa yang kedua yang diajarkan dan tentang masyarakat
Bahwa sikap dari guru sendiri tentang sebuah budaya yang mengajarkan bahasa dan
orang-orang yang berbicara bahasa ini dengan tanpa merasa menggurui siswa untuk
mempelajari bahasa ini, dan mungkin hal ini disebabkan beberapa hal tercermin pada
arah guru tentang bahasa. Termasuk metode pengajaran yang diikuti, sarana
pembelajaran yang digunakan, upaya di kelas, kepekaan terhadap belajar siswa,
masalah dalam belajar bahasa, dan memperbolehkan dalam membenarkan kesalahan-
kesalahan mereka dalam bahasa, dan mengoreksi kesalahan-kesalahan mereka dalam
masalah bahasa lebih-lebih dari gambaran yang terjaga dalam hati mereka dari cara-
cara belajar bahasa ini,Sesungguhnya guru tidak berhubungan dengan mesin atau tuli
mekanisme pikiran (komputer) yang hilang di program tertentu akhirnya perannya
dalam melaksanakan fungsinya. Dia berurusan dengan manusia adalah terdiri dari
emosi, sensasi dan perasaan, dari sini kita katakan peran guru terhadap bahasa Arab
adalah untuk dipertimbangkan dan budaya Arab yang ditawarkan oleh para ulama
tercermin dalam refleks siswa untuk menerima bahasa ini dan budaya dan
mempengaruhi kesiapan mereka untuk membuat usaha untuk belajar.

3. Tingkatan Guru sebagai contoh seorang pengajar
Kepribadian seorang guru itu mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap anak didiknya, seorang guru yang dicintai muridnya tidak ragu lagi untuk menghargai bahwa ekstrak maksimum potensi dan mempekerjakan kemampuan mereka asalkan memiliki kompetensi ilmiah untuk melakukannya.






C.Tingkatan Pembelajaran Bahasa Arab Sebagai Bahasa Yang Kedua
Tingkatan-tingkatan pembelajaran bahasa arab sebagai bahasa kedua, belajar bahasa
bukanlah pekerjaan mudah yang dapat di selesaikan dalam waktu singkat antara siang dan
malam, lebih-lebih dalam waktu antara sore sampai pagi. belajar bahasa merupakan proses
yang berulang-ulang dan baru akan menjadi sempurna ketika seseorang menempuh marhalah-
marhalah sampai pada tingkatan-tingkatan yang di ingikan,yaitu tingkatan-tingkatan yang
berbeda-beda guna mempratikkan bahasa yang sedang di pelajarinya tersebut. para ahli
bahasa memberikan istilah untuk tingkatan-tingkatan ini dengan sebutan “MARHALAH”.
banyak atau sedikit, banyak atau sedikit tingkatan-tingkatan ini tidak ada hubungannya
dengan tingkatan-tingkatan pengajaran seperti yang di tempuh oleh siswa di sekolahnya.
sesungguhnya tingkatan-tingkatan pada bidang pembelajaran bahasa asing yakni marhalah-
marhalah yang di pastikan oleh seorang siswa ketika belajar bahasa ini, sudah
mempertimbangkan aspek konseptual, aspek emosional dan aspek intelektual. baerdasarkan
buku dan pendapat para ahli terjadi perbedaan pendapat mengenai pembagian jumlah
tingkatan yang di gunakan dalam pengajaran bahasa asing. ada pendapat yang membagi
tingkatan ini menjadi enam tingkatan dengan ketentuan masa enam tahun yang di tempuh
dalam dua marhalah yaitu marhalah ibtidaiyyah dan marhalah tsanawiyah. ada juga mereka
yang membagi lima tingkatan. selain itu, ada pula pendapat yang menyatakan bahwa
tingkatan ini di bagi menjadi empat, yaitu tingkatan ibtidaiyyah, tingkat wustho, tingkat
mutaqoddam dan tingkat niha’i.3























3 . م2003 , ﺎھ 1424 ﺎﻌﺑ ﻦ ﻘﻃﺎﻨﻟا ﺮ ﻐﻟ ﺔ ﺑﺮﻌﻟا ﺔﻐﻠﻟا ﺲ رﺪﺗ ﻖﺋاﺮﻃ ﺔﻤ ﻌﻃ ﺪﻤﺣأ يﺪﺷر ﻮﻜﺴ ﺴ ا, ﺔﻗﺎﻨﻟا ﻞﻣﺎﻛ دﻮﻤﺤﻣ






BAB III

PENUTUP



A.Kesimpulan

1. Pengertian bahasa asing
Menurut Sri utari subyakto- Nababan bahasa asing adalah bahasa yang digunakan oleh orang
asing, yakni orang yang ada di luar lingkungan masyarakat dalam kelompok atau bangsa.

2.Tingkatan pengajaran bahasa arab sebagai bahasa asing

Dalam hal ini ada beberapa tingkatan diantaranya yaitu:

ط Tingkatan Guru sebagai contoh bahasa yang kedua dan contoh bagi masyarakat.
ط Tingkatan Guru sebagai bahasa yang kedua yang diajarkan dan tentang masyarakat. ط Tingkatan Guru sebagai contoh seorang pengajar.

3.Tingkatan pembelajaran bahasa Arab sebagai bahasa yang kedua

Ada beberapa pendapat tentang tingkatan pembelajaran bahasa arab ini yaitu:
ada pendapat yang membagi tingkatan ini menjadi enam tingkatan dengan ketentuan masa enam tahun yang di tempuh dalam dua marhalah yaitu marhalah ibtidaiyyah dan marhalah tsanawiyah. ada juga mereka yang membagi lima tingkatan. selain itu, ada pula pendapat yang menyatakan bahwa tingkatan ini di bagi menjadi empat, yaitu tingkatan ibtidaiyyah, tingkat wustho, tingkat mutaqoddam dan tingkat niha’i.






DAFTAR PUSTAKA




http://d-scene.blogspot.com/2011/06/pendekatan-dan-strategi-pembelajaran.html

Hermawan, Acep.Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab .Bandung :PT Remaja Rosdakarya
offset,2011
م2003 ,ﺎھ1424 ﻮﻜﺴ ﺴ ا,ﺎﻌﺑ ﻦ ﻘﻃﺎﻨﻟا ﺮ ﻐﻟ ﺔ ﺑﺮﻌﻟا ﺔﻐﻠﻟا ﺲ رﺪﺗ ﻖﺋاﺮﻃ ﺔﻤ ﻌﻃ ﺪﻤﺣأ يﺪﺷر ﺔﻗﺎﻨﻟا ﻞﻣﺎﻛ دﻮﻤﺤﻣ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar